SuaraJabar.id - Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), menyampaikan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak, seperti sapi, berhasil terkendali dengan angka kesembuhan ternak jauh lebih banyak dibandingkan yang mati.
"Alhamdulillah masih bisa kita kendalikan," kata Kepala Diskannak Kabupaten Garut Benyi Yoga Gunasantika di Garut, Kamis (6/3/2025).
Ia menuturkan tim kesehatan hewan dari Diskannak Garut terus berupaya melakukan pencegahan penyebaran wabah PMK, antara lain dengan memberikan vaksinasi dan juga pengobatan.
Tercatat selama 2025, kata dia, kondisi ternak terjangkit PMK mencapai 760 kasus dengan rincian 40 ternak mati, 80 ternak masih dalam penanganan, dan sisanya berhasil disembuhkan.
"Terakhir kondisi PMK ini ada 760-an kasus ya, 600 kasus lebih kita sudah selesaikan," katanya dilansir ANTARA.
Ia menyampaikan pemberian vaksin PMK untuk ternak yang sehat di Garut telah mampu mengendalikan penyebaran wabah PMK, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang besar bagi peternak maupun mengganggu pasokan kebutuhan daging di pasaran.
Sebelumnya, kata dia, pihaknya sudah mendapatkan 4.150 dosis vaksin PMK dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengatasi PMK dan selanjutnya akan mengusulkan kembali kebutuhan vaksin untuk Garut.
"Kami juga sedang mengusulkan untuk penambahan dosis vaksin ke pusat," katanya.
Terkait adanya kasus kematian ternak akibat PMK, kata dia, salah satu penyebabnya karena ada sebagian peternak menolak vaksinasi karena berbagai alasan, seperti ketakutan ternaknya tertular dari adanya mobilisasi petugas vaksin.
Baca Juga: Pemkab Garut Pastikan Pasokan LPG Subsidi Aman Jelang Ramadan Hingga Idul Fitri
Padahal, lanjut dia, seluruh petugas yang melakukan penanganan ternak untuk pencegahan PMK itu sudah sesuai prosedur, seperti terlebih dahulu sterilisasi sebelum masuk kandang.
"Petugas yang keluar masuk kandang itu sudah disterilisasi, karena biasanya kalau sudah melakukan vaksinasi di satu kandang, itu harus sudah ganti baju, dan segala macam," katanya.
Kekhawatiran lain, lanjutnya, peternak beranggapan setelah dilakukan vaksinasi justru bukan menjadi sehat, melainkan memicu sapi yang sebelumnya sehat menjadi sakit, ada juga telat diberikan vaksinasi, hal itu biasa karena ada reaksi seperti panas dingin atau segala macam.
Namun, kata dia, penolakan dari peternak itu jumlahnya tidak banyak, sebagian besar peternak lebih menerima adanya program vaksinasi untuk pencegahan wabah PMK yang lebih luas.
"Ada beberapa yang menolak, tapi persentasenya sangat kecil, dan yang selebihnya terlambat bulan vaksin, mereka tidak ikut sehingga ketika ada serangan ini ada populasi ternak yang tidak tahan terhadap PMK ini," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
3 Rekomendasi HP Murah Kualitas Bagus untuk Mahasiswa 2025: Spek Dewa, Harga Sahabat Kosan!
-
3 Laboratorium Rahasia Narkotika Beroperasi di Bogor dan Cimahi
-
Geger Penemuan Kerangka Manusia di Irigasi Karawang
-
Ego 3 Kades di Karawang Nyaris Gagalkan Proyek Banjir Vital! Dedi Mulyadi Turun Tangan, Ini Hasilnya
-
Diduga Rampas Sertifikat Jaminan Utang Rp500 Juta, Kades di Bekasi Terancam Dipolisikan