Scroll untuk membaca artikel
Syaiful Rachman
Kamis, 13 Maret 2025 | 15:09 WIB
Satgas Pangan Polres Sukabumi Kota saat mentera ulang isi MinyaKita kemasan satu liter yang berada di Pasar Gudang, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu, (12/3/2025). ANTARA/ (Aditya A Rohman)

SuaraJabar.id - Satuan Tugas (Satgas) Polres Sukabumi Kota menemukan produk minyak goreng MinyaKita yang isinya tidak sesuai dengan yang tertera dalam kemasan, dalam kegiatan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Gudang, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

"Sidak yang kami lakukan ini bekerja sama dengan UPTD Metrologi Lokal Kota Sukabumi untuk memeriksa secara acak isi kemasan minyak pada produk MinyaKita. Hasilnya, volume minyak yang berada di setiap kemasan di bawah dengan volume yang tertera pada kemasan," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Tatang Mulyana di Sukabumi, Rabu (12/3/2025).

Menurut Tatang, dari hasil tera ulang isi MinyaKita ternyata isinya tidak sesuai. Contohnya MinyaKita kemasan satu liter kenyataannya isinya hanya antara 750 mililiter-800 mililiter.

Sidak yang dilakukan Polres Sukabumi Kota Sukabumi itu dilakukan setelah sebelumnya Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menemukan isi minyak goreng pada produk MinyaKita tidak sesuai dengan ketentuan.

Baca Juga: Sudah Komunikasi dengan Dedi Mulyadi, Pemkab Karawang Mulai Perbaiki Jalur Mudik Lebaran 2025

"Kami menduga produk MinyaKita yang isinya tidak sesuai masih banyak beredar di masyarakat. Sidak seperti ini akan terus dilakukan dalam upaya melindungi konsumen," tambahnya.

Dalam sidak tersebut, petugas Satgas Pangan Polres Sukabumi Kota memberikan edukasi dan imbauan kepada para pedagang untuk tidak mengedarkan atau menjual produk yang isinya tidak sesuai dengan ketentuan.

Adapun Menteri Perdagangan RI Budi Santoso telah menginstruksikan pihak berwenang untuk menarik seluruh produk MinyaKita kemasan satu liter yang volumenya tidak sesuai.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso melakukan uji takaran Minyakita dalam ekspose temuan pabrik Minyakita di Karawang, Jawa Barat, Kamis (13/3/2025). ANTARA/Putu Indah Savitri

Pabrik Distributor MinyaKita di Karawang Disegel Mendag

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyegel pabrik PT Artha Eka Global Asia (Aega) yang melanggar aturan ketentuan takaran minyak goreng rakyat atau Minyakita di Karawang, Jawa Barat.

Baca Juga: BNPB: Lima Orang Meninggal dan Empat Hilang Akibat Banjir dan Longsor di Sukabumi

“Jadi kepada perusahaan ini sudah kami segel dan tidak bisa berusaha lagi,” ucap Budi dalam ekspose temuan pabrik Minyakita di Karawang, Jawa Barat, Kamis (13/3/2025).

Dari hasil ekspose tersebut ditemukan sebanyak 140 dus Minyakita dan 32.284 botol yang belum diisi. Satu dus Minyakita memuat 12 botol minyak.

Mendag menemukan botol-botol kemasan Minyakita dengan kapasitas yang tidak sesuai ketentuan takaran.

Ketika diuji menggunakan metode volumetrik atau pengukuran volume dengan gelas ukur, volume minyak yang diperoleh hanya sekitar 800 ml, lebih rendah 200 ml dari ketentuan takaran Minyakita, yakni 1.000 ml atau 1 liter. Padahal, botol minyak terisi penuh.

Langkah yang akan ditempuh setelah penyegelan tersebut adalah pencabutan izin berusaha PT Aega.

Meskipun saat ini izin berusahanya belum dicabut, Budi menyampaikan bahwa saat ini, PT Aega sudah tidak bisa menjalankan usaha.

Dalam kesempatan tersebut, Budi menjelaskan bahwa PT Aega menutup pabriknya yang berada di Depok, Jawa Barat dan pindah ke Karawang.

Budi menyampaikan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tata Niaga (PKTN) dan satuan tugas (satgas) Polri telah mendalami kasus Minyakita yang tidak sesuai takaran sejak Jumat (7/3).

Budi memastikan produk-produk Minyakita yang tidak sesuai dengan takaran akan ditarik dari pasaran agar tidak merugikan konsumen.

Kemendag juga akan semakin masif dalam melakukan pengawasan terhadap produsen-produsen maupun pabrik-pabrik Minyakita.

“Di bulan Ramadan menjelang Lebaran ini, kami terus melakukan pengawasan yang ketat kepada pelaku usaha, ya, agar tidak melakukan hal yang sama seperti PT Aiga atau PT lain yang melakukan pelanggaran,” ucap Budi.

Load More