SuaraJabar.id - Suara keras datang dari Jaringan GUSDURian menyikapi penutupan paksa sebuah rumah doa umat Kristiani di Garut, Jawa Barat.
Melalui Koordinator Nasionalnya, Alissa Wahid, jaringan yang mewarisi semangat Gus Dur ini mengecam tindakan Pemkab Garut dan menyoroti masalah yang lebih besar terkait kebebasan beragama di Indonesia.
Pernyataan sikap Alissa Wahid berisi beberapa poin penting yang menohok, mulai dari kritik terhadap peran negara hingga seruan aksi untuk masyarakat. Berikut adalah 5 poin kunci dari kecaman tersebut.
1. Negara Bukan Lagi Pengayom, Tapi Pelaku Diskriminasi
Ini adalah kritik paling tajam yang dilontarkan. Alissa menilai Pemkab Garut tidak hanya gagal melindungi hak warganya, tetapi justru telah mengambil peran sebagai pelaku utama diskriminasi.
Tindakan penyegelan dengan dalih izin dianggap sebagai cara negara menghalangi warganya sendiri untuk beribadah.
“Peristiwa ini memperlihatkan kegagalan negara dalam menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan warganya. Bahkan, dalam kasus Garut, negara justru menjadi pelaku utama diskriminasi,” tegas Alissa.
2. Ironi Pahit Jelang HUT RI ke-80
Alissa menyoroti bahwa kasus Garut bukanlah insiden tunggal. Ia mengaitkannya dengan peristiwa perusakan rumah doa di Padang yang terjadi sebulan sebelumnya. Menurutnya, rentetan kejadian ini adalah bukti bahwa kemerdekaan sejati belum dirasakan oleh semua anak bangsa.
“Kedua insiden ini menjadi bukti bahwa kemerdekaan untuk menjalankan ibadah masih belum dirasakan semua warga negara, bahkan ketika Indonesia bersiap merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke-80,” ujarnya. Ini menjadi sebuah ironi yang sangat menyakitkan.
Baca Juga: Putri Gus Dur Kecam Keras Pemkab Garut: Penutupan Rumah Doa Kristen Adalah Diskriminasi Negara
3. Tuntutan Tegas: Cabut Segel, Jangan Halangi Ibadah!
Jaringan GUSDURian tidak hanya mengecam, tetapi juga memberikan tuntutan yang sangat jelas kepada Pemkab Garut. Mereka mendesak agar pemerintah daerah segera mencabut penyegelan dan berhenti menghalangi kegiatan ibadah.
“Pemerintah Kabupaten Garut harus segera mencabut penyegelan rumah doa itu dan menjalankan konstitusi secara amanah dengan memberi dukungan terhadap kebutuhan hukum yang diperlukan,” kata Alissa.
4. Seruan Evaluasi Aturan yang Berpotensi Mengekang
Melihat pola yang terus berulang, Alissa menyerukan agar masalah ini dilihat dari akarnya. Ia mendesak para pemangku kebijakan, baik di level lokal maupun nasional, untuk secara serius mengevaluasi kembali berbagai peraturan yang ada.
Aturan-aturan yang berpotensi diskriminatif dan mengekang kebebasan beragama harus segera ditinjau ulang agar tidak terus menjadi alat untuk menekan kelompok minoritas.
5. Ajak Tokoh Agama dan Masyarakat untuk Turun Tangan
Terakhir, Alissa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak pasif. Ia mendorong para pemuka agama dan tokoh masyarakat di semua daerah untuk proaktif menciptakan ruang-ruang dialog.
Menurutnya, kerukunan tidak akan tercipta jika tidak ada komunikasi dan pemahaman antar kelompok yang berbeda.
“Para pemuka agama dan masyarakat perlu menyediakan ruang dialog kepada pihak-pihak yang berbeda demi menciptakan kerukunan dan keharmonisan antarwarga yang multikultural,” pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Putri Gus Dur Kecam Keras Pemkab Garut: Penutupan Rumah Doa Kristen Adalah Diskriminasi Negara
-
5 Fakta Skandal Rp2,1 M di Garut: Dari Ultimatum DPRD Hingga Daftar 13 Kecamatan Wajib Setor Uang
-
Terjerat Temuan BPK, Ini Daftar 13 Kecamatan di Garut yang Wajib Kembalikan Uang Negara Rp2,1 M
-
Siapa Bertanggung Jawab? BPK Temukan Rp2,1 M Harus Kembali ke Kas Negara dari 13 Kecamatan Garut
-
Pemkab Garut Akan Tutup Paksa Tempat Hiburan Malam yang Beroperasi di Bulan Ramadan
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
Teror Jalanan di Cianjur! Dua Pemuda Pelaku Pengadangan Wisatawan Ditangkap
-
KPK Terus Sentuh Keluarga Habibie, Benang Merah Korupsi Bank BJB Semakin Erat ke Ridwan Kamil
-
Pondok Pesantren Ambruk Saat Ratusan Santri Shalat Berjamaah
-
Ngeri! Modus 'Kawin Kontrak' Via Facebook, Wanita Sukabumi Disekap Sebelum Dijual ke Guangzhou
-
15 Kg Ganja Gagal Edar di Bekasi, Jaringan Narkoba Senilai Rp90 Juta Diringkus Aparat Gabungan