SuaraJabar.id - Dampak kekeringan yang terjadi di beberapa daerah sudah mulai dirasakan, salah satunya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Hal tersebut terlihat dari menyusutnya debit air danau objek wisata Situ Gede yang mulai menyusut, bahkan pinggiran danau sudah mulai terlihat dasar tanahnya.
"Debit air di Situ Gede ini sudah terjadi penyusutan sejak dua bulan terakhir," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tasikmalaya Sandi Lesmana seperti dilansir Antara di Tasikmalaya, Rabu (3/7/2019).
Dikemukakannya, wisata Danau Situ Gede yang berada tidak jauh dari pusat Kota Tasikmalaya itu kerapkali menyusut debit airnya setiap tahun di kala musim kemarau. Bahkan, Sungai Cibanjaran yang menjadi sumber utama air untuk mengalir ke Situ Gede itu juga sudah mulai mengering dari hulu sungai.
"Air Sungai Cibanjaran yang menjadi sumber air Situ Gede sudah tidak mengalir," ujarnya.
Baca Juga:Sebanyak 17 Desa di Cilacap dan 11 Desa di Purbalingga Terdampak Kekeringan
Ia mengungkapkan, Danau Situ Gede tidak hanya dijadikan sebagai objek wisata unggulan di Kota Tasikmalaya, tetapi menjadi andalan petani untuk mengairi areal pertaniannya di sekitar danau.
Namun dengan kondisi danau yang sudah mulai mengering, lanjutnya, tentunya lahan pertanian yang mengandalkan air danau itu terancam kekeringan sehingga perlu upaya untuk mengantisipasinya.
"Air Situ Gede ini berfungsi untuk mengairi lahan pertanian seluas 230 hektare, untuk itu perlu upaya untuk menjaga debit air agar stabil," lanjutnya.
Ia menambahkan, upaya mengelola Danau Situ Gede agar debit airnya tetap terjaga dengan baik, sepenuhnya di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan, Pemerintah Kota Tasikmalaya hanya memanfaatkannya.
"Itu diatur Provinsi Jawa Barat untuk mengatur sumber air di atasnya," ujarnya. (Antara)
Baca Juga:Hadapi Kekeringan, Gubernur Khofifah Instruksikan Distribusi Air Bersih