SuaraJabar.id - Seorang bocah perempuan bernama Renapa Salisa Putri (9) tewas mengenaskan saat bermain dengan dua rekannya di Kampung Babakan Jampang RT 1, RW 10 Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Minggu (7/7/2019).
Renapa meninggal setelah meninggal dunia setelah tertancap pisau dapur yang dibawanya saat bermain. Pisau tersebut menancap di leher korban sesaat setelah terjatuh karena berlari-larian dengan teman sebayanya.
Kakek korban, Cecep Surjana (72) mengatakan peristiwa nahas itu terjadi setelah cucunya mengambil pisau dari rumahnya untuk mengambil dan mengupas buah.
"Renapa sempat dilarang oleh bibinya, lalu ditanya alasan membawa pisau. Katanya buah ngupas buah, jadi diambil lagi pisaunya," kata Cecep seperti dilansir dari Sukabumiupdate.com--jaringan Suara.com, Senin (8/7/2019).
Baca Juga:Sempat Terjadi Kejar-kejaran, Satu Pelaku Curanmor Tewas Ditembak Polisi
Tiba-tiba, lanjut Cecep, ada tetangga yang memberi tahu bahwa Renapa kecelakaan. Saat itu, Muhammad Falardhi (14 ) datang mengendong Renapa yang sudah berlumuran darah. Muhammad Falardhi tak lain adalah kakak kandung Renapa.
"Kata tetangga, Renapa saat itu lagi lari-lari di jalan yang menanjak, terus tiba-tiba terjatuh dengan posisi tangan masih memegang pisau. Terus lehernya kena tusuk pisau itu. Sesudah tertusuk, Renapa mencoba mencabut sendiri pisau di lehernya. Dari situ lah darahnya keluar banyak. Tak lama, kakak Renapa datang menolongnya," sambung Cecep.
Masih kata Cecep, tak mau menunggu lama Renapa langsung dilarikan ke RSUD R Syamsudin SH untuk mendapat pertolongan segera.
"Namun sayang, nyawa Renapa tak tertolong. Saat diperiksa dokter di rumah sakit, cucu saya sudah tak bernyawa," tutup Cecep.
Sementara itu, sang kakak, Muhammad Falardhi mengaku saat menghapiri Renapa, pisau sudah dalam keadaan tercabut. Ia kaget bukan main melihat adiknya sendiri berlumuran darah. Tak hanya itu, Renapa juga sempat berbicara saat sedang berlumuran darah.
Baca Juga:Tabrakan Karambol di Tol Jagorawi Tewaskan Bocah 6 Tahun, Sopir bus Kabur
"Karena sudah tak tertolong meski dibawa ke rumah sakit, adik saya langsung dibawa untuk disemayamkan. Saya masih tidak percaya. Tapi sudah takdirnya begini, adik saya harus bernasib seperti ini," singkat Falardhi dengan mata berkaca-kaca.