Semangat TaniHub dan TaniFund Sejahterakan Petani di Indonesia

Didirikan pada pertengahan 2016, TaniGroup merupakan usaha rintisan dan memantapkan konsepnya sebagai e-commerce

Bangun Santoso
Jum'at, 16 Agustus 2019 | 08:10 WIB
Semangat TaniHub dan TaniFund Sejahterakan Petani di Indonesia
Petani mitra TaniGroup di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Suara.com/Rambiga)

SuaraJabar.id - Sektor pertanian adalah penyumbang terbesar kedua terhadap perekonomian Indonesia. Namun, masih banyak petani lokal belum dapat menikmati hasil yang adil atas jerih payah mereka.

Menurut data yang diolah TaniGroup (TaniHub dan TaniFund) dari berbagai sumber, dari 35 juta petani di Indonesia mayoritas smallholder farmers yaitu petani yang memiliki lahan tidak lebih dari 0,3 hektare.

Pada umumnya, para petani lokal masih menggunakan teknologi sederhana dalam bekerja dan 61 persen dari mereka berusia di atas 45 tahun. Selain itu, mereka juga seringkali menemui berbagai kesulitan dalam memasarkan hasil pertaniannya.

Kemudian, ketergantungan pada middlemen membuat rantai pasok di pertanian sangat panjang, yang mengakibatkan harga yang diterima petani dari penjualan hasil panennya sangat jauh berbeda dengan harga yang dibayar konsumen.

Baca Juga:Puso, Petani Tegal Ajukan Klaim Asuransi Usaha Tani Padi

"TaniHub melihat berbagai permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan menyederhanakan rantai pasok (supply chain) di pertanian melalui inovasi dalam teknologi informasi," kata CEO dan CoFounder TaniGroup, Ivan Arie Sustiawan, Kamis (15/8/2019).

Didirikan pada pertengahan 2016, usaha rintisan ini memantapkan konsepnya sebagai e-commerce. Kemudian, para pendiri TaniHub menemukan permasalahan lainnya yang dihadapi oleh para petani Indonesia yakni akses keuangan atau permodalan.

Karena itulah, TaniFund lahir untuk menjawab kebutuhan petani untuk pendanaan usaha taninya.

"Kami menyadari kesejahteraan hidup petani hanya dapat ditingkatkan jika upaya perubahan dilakukan dari berbagai sisi dan tidak terbatas pada supply chain saja. Oleh karena itu, pada 2017, kami mendirikan TaniFund sebuah crowdfunding platform yang menyalurkan pendanaan dari lender kepada para borrower, dalam hal ini adalah petani," beber Ivan.

Ia percaya sudah saatnya petani Indonesia melek teknologi dan inovasi agar dapat mengelola usaha pertania. mereka secara lebih profesional dan
meningkatkan skala usaha ke level yang lebih layak secara komersial (commercially viable).

Baca Juga:Tingkatkan Hasil Tani, Kementan Minta Kabupaten Landak Lakukan Pemetaan

"Dengan visi Agriculture for Everyone (Pertanian untuk Semua Orang), kami berupaya menciptakan sebuah ekosistem di mana petani dan masyarakat umum dapat saling mendukung dan berkontribusi untuk membangun sektor pertanian," jelas Ivan.

Pihaknya pun mengajak petani untuk memaksimalkan hasil panen dan memasarkannya dengan leluasa, baik kepada pembeli individu, modern channel, maupun usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Saat ini sudah 25.000 petani tergabung dengan TaniGroup. Dana yang tersalurkan sudah lebih dari Rp 75 miliar kepada 2.100 petani dalam 83 proyek budidaya melalui TaniFund. Dengan gudang dan cabang yang tersebar di lima kota Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, ke depannya kami sudah membuat sejumlah program untuk menjangkau petani di luar pulau jawa," ungkapnya.

Petani Milenial Sukses dengan TaniFund

Petani mitra TaniGroup di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Suara.com/Rambiga)
Petani mitra TaniGroup di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Suara.com/Rambiga)

Salah satu mitra TaniFund ialah Egi Gunawan (27), petani milenial di Desa Cikaracak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bersama kelompok taninya, ia berhasil mengembangkan budidaya tomat TW dan cabai merah keriting lewat pembiayaan peer-to-peer lending dari TaniFund.

"TaniFund sangat membantu kami para petani. Dengan akses pembiayaan melalui program budi daya tanaman, saya dan kelompok tani jadi dapat menghitung dan merencanakan dengan rinci. Mulai dari kebutuhan operasional dari sebelum masa tanam, sampai masa panen," ujarnya.

"Setelah panen, TaniHub selaku sister company TaniFund menjadi solusi pemasaran secara offline maupun online. Dengan demikian, saya tidak perlu khawatir apakah hasil pertanian dapat terserap seluruhnya," sambung Egi.

Untuk memastikan proyek budidaya berjalan lancar, tim field specialist TaniFund juga membimbing petani melalui aplikasi yang mudah diakses, yaitu farmer’s app. Dengan bantuan teknologi tersebut, mitra petani TaniFund lebih tertata mengelola proyeknya.

Sebagai petani milenial, Egi pun berusaha menularkan pengelolaan usaha tani modern dan profesional kepada kelompok taninya yang usia lebih tua.

"Sekarang administrasi kami mulai dilengkapi. Hari ini kita panen berapa, kita tulis. Biar ketahuan progress-nya. Jadi ke depannya kami ingin bisa menjadi perusahaan (badan usaha)," kata dia.

Kontributor : Rambiga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini