Asma Kambuh, Rastam Tewas Terbakar Hidup-hidup di Kebun

Saat ditemukan, korban berusia 60 tahun itu telah terkujur kaku dengan luka bakar cukup serius di sekujur tubuhnya.

Agung Sandy Lesmana
Kamis, 19 September 2019 | 04:55 WIB
Asma Kambuh, Rastam Tewas Terbakar Hidup-hidup di Kebun
Ilustrasi. (beritajatim.com)

SuaraJabar.id - Seorang pria bernama Rastam ditemukan tewas terbakar di perkebunan milik Perhutani di Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Rabu (18/9/2019).

Saat ditemukan, korban berusia 60 tahun itu telah terkujur kaku dengan luka bakar cukup serius di sekujur tubuhnya.

Korban diketahui merupakan seorang petugas kebersihan yang setiap harinya membersihkan perkebunan itu.

Kapolsek Bungursari AKP Agus Wahyudin mengatakan, korban saat itu tengah membersihkan area perkebunan yang dipenuhi dedaunan kering dengan cara dibakar, tidak lama kemudian korban tersungkur.

Baca Juga:Pesta Miras Oplosan di Tempat Keramat, Tiga Warga Tewas

"Berdasarkan keterangan, korban mengidap penyakit asma, diduga kuat penyakit asma korban kambuh saat melakukan pembakaran sampah," ujar Agus seperti dikutip dari Ayopurwakarta.com--jaringan Suara.com, Rabu malam.

Atas kondisi itu korban tidak bisa berbuat banyak sehingga mengakibatkan tubuh korban terbakar lantaran pada waktu bersamaan kobaran api mulai membesar.

"Jadi ketika api sudah besar korban terjebak, korban pun terbakar hingga meninggal dunia. Kami menemukan sebuah alat untuk membersihkan sampah di sekitar tubuh korban," ucapnya.

Dia mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh rekannya yang saat itu tengah membersihkan di titik lain di lahan yang sama, rekan korban langsung melaporkan kejadian ini ke pihak perhutani dan dilanjutkan ke pihak kepolisian.

Untuk kebutuhan penyelidikan, jasad korban dievakuasi ke RSUD Bayu Asih Purwakarta untuk divisum.

Baca Juga:Pemenggal Leher Siswi SD Tertangkap dan 4 Berita Terpopuler Lainnya

"Kasus ini sudah dalam penanganan tim Inafis dan Satreskrim Polres Purwakarta," ujarnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini