Meski mengungsi, dirinya dan keluarga mendapat bantuan makanan dari teman, maupun sodara dan relawan.
Fatimah menuturkan, saat ini ia bisa keluar rumah tanpa perahu karet lantaran ketinggian air tidak terlalu tinggi seperti pada Selasa kemarin yakni 2 meter.
"Sekarang bisa keluar karenae nggak terlalu parah. Alhamdulillah juga makanan ada, banyak yang kasih dari teman atau saudara," ucap dia.
Tak hanya itu, Fatimah menyebut banjir kali ini adalah banjir terparah dibanding pada 1 Januari 2020. Akibat banjir barang-barang yang ada di rumahnya basah dan sudah rusak.
Baca Juga:Kesal Anies dan Ridwan Kamil Mangkir Rapat Banjir, DPR: Jangan Sok Pintar!
"Ini yang paling parah. Kulkas dua kerendam semua, kursi, tempat tidur kena semua sudah enggak bisa diselamatkan," kata dia.
Lebih lanjut, Fatimah berharap Pemerintah Kota Bekasi segera mengatasi permasalah banjir di Bekasi.
"Harapannya bagaimana supaya nggak banjir lagi, mungkin gorong-gorongnya diperlebar," katanya.
Menurut pengamatan Suara.com, sejumlah warga tampak membersihkan rumahnya meski area depan rumahnya masih banjir. Meski sudah mulai surut, kawasan tersebut masih digenangi banjir setinggi 10 sampai 60 cm. Sejumlah anak-anak pun memanfaatkan banjir dengan bermain air.
Baca Juga:Dipuji Selangit! Tya Ariestya Ajak Warga Main TikTok saat Banjir Seperut