Kisah Eros Jatuh Miskin saat Wabah Corona, Akhirnya Jadi Manusia Karung

Ke mana-mana dia bawa karung di jalan-jalan untuk dapat belas kasihan warga sekitar

Pebriansyah Ariefana
Selasa, 12 Mei 2020 | 12:39 WIB
Kisah Eros Jatuh Miskin saat Wabah Corona, Akhirnya Jadi Manusia Karung
Manusia karung di Kota Bandung. (Ayobandung)

"Jadi susah untuk cari makan, di Bandung saya ngekost sama supir dan pedagang lain. Sebagian masih ada yang coba bekerja," ungkapnya.

Asep siang itu ditemani rekannya, Dedi (60), pria yang sebelum Corona muncul bekerja sebagai juru parkir di area Gasibu dan Jalan Cilamaya. Dedi pun turut mencoba peruntungan nasib dengan membawa karung di pinggir jalan.

Dedi merupakan warga asli Kota Bandung, tinggal di belakang area Kantor RRI Bandung. Dia mengaku sudah 'stand-by' di Jalan Hayam Wuruk sejak pukul 6 pagi setiap harinya.

"Tapi kadang ada yang ngasih kadang enggak, gimana nasib saja. Pernah juga kemarin sampai jam 8 malam di sini tidak dapat apa-apa," ungkapnya.

Baca Juga:Berkeliaran saat PSBB, Gembel dan Pengemis Ditangkap Satpol PP

Baik Eros, Asep maupun Dedi mengaku hingga saat ini belum mendapat bantuan sembako dari pemerintah. Mereka menyebut sejumlah warga di RW daerah masing-masing telah menerimanya, namun bantuan belum terdistribusi dengan merata.

Pendatang Baru Berdasarkan pantauan Ayobandung.com (jaringan Suara.com), para manusia karung tersebut semakin ramai dijumpai menjelang sore hari. Kemunculannya dapat ditemui mulai dari Jalan Siliwangi, Jalan Tamansari, sekitaran Gasibu, Gedung Sate dan Masjid Istiqomah, hingga di sepanjang Jalan L.L.R.E Martadinata (Riau). Petugas parkir sebuah rumah makan di dekat Masjid Istiqomah, Hendi menyebut jumlah pengemis berkarung tersebut semakin marak setelah adanya Covid-19.

Di tahun sebelumnya, pengemis yang membawa karung adalah mereka yang sehari-harinya memang bekerja sebagai pemulung di sekitar area tersebut, dan menanti derma di sore hari.

"Yang biasanya jumlahnya satu-dua orang sekarang jadi banyak. Saya juga enggak kenal mereka siapa, kalau yang biasa di sini (pemulung) saya tahu, jadi bisa membedakan," ungkap Hendi.

Dia menyebutkan, para pemulung di sekitaran Masjid Istiqomah tersebut justru saat ini terpaksa "pindah lapak" karena kedatangan para pendatang baru tersebut. Di siang hingga sore hari, Hendi menyebut cukup banyak warga yang berkeliling memberi sumbangan.

Baca Juga:Anies Larang Warga Bagikan Bantuan ke Pengemis Musiman, Ini Alasannya

"Banyak yang ngasih, kalau ada mobil yang ngasih, teman-temannya lari-lari nyamperin. Kalau sumbangannya sudah banyak, suka pada nitip ke sini (pos jaga)," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini