Menilik Konsep Ketahanan Pangan Ala Pondok Pesantren Al-Ittifaq

Kampung Ciburial, Alam Endah, Rancabali, Kabupaten Bandung.

Pebriansyah Ariefana
Sabtu, 25 Juli 2020 | 14:28 WIB
Menilik Konsep Ketahanan Pangan Ala Pondok Pesantren Al-Ittifaq
Konsep Ketahanan Pangan Ala Pondok Pesantren Al-Ittifaq. (Suara.com/Aminuddin)

Menurutnya, ketahanan pangan bisa terwujud kalau ada kesinambungan antara satu faktor dengan faktor lainnya. Misalnya, antara pertanian yang saling membutuhkan dengan peternakan.

Hal itu terjadi di Al-Ittifaq, dimana sayuran sisa panen yang sudah tidak layak konsumsi dijadikan sebagai pakan ternak. Sebaliknya, kotoran ternak pun diolah sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan biogas, dan sisanya menjadi pupuk untuk tanaman.

Sistem cocok tanam pun dilakukan secara permakultur dimana penanaman bermacam sayuran didesain sedemikian rupa agar terjadi kesinambungan dan stok pangan bisa tetap terjaga sepanjang tahun. Konsep ramah lingkungan pun termasuk dalam sistem permakultur.

"Pertambahan penduduk yang terjadi menjadi masalah disini, maka solusinya permakultur," ujar Irawan..

Baca Juga:Ketahanan Pangan Desa Sumurgeneng dan Wadung Tuban, Anti Lapar saat COVID

Sektor perternakan pun dilakukan dengan konsep integrated farming system. Konsep buhun itu terus dijaga oleh Al-Ittifaq dalam mengembangkan sistem pertanian yang terintegrasi dengan peternakan.

"Siklus ini tetap berjalan dari zaman dulu sampai sekarang. Konsep ini kan yang dijaga dari dulu oleh Al-Ittifaq. Makanya ngomong kemandirian ketahanan pangan ya apa ya, (bikin) bala-bala, wortel, kol, semuanya ada disini," jelasnya.

Praktisi Ketahanan Pangan dari Yayasan Odesa, Basuki Suhardiman mengatakan sistem pertanian yang digagas Al-Ittifaq tentu bisa menjadi contoh bagaimana pengentasan masalah ketahanan pangan dilakukan dari sebuah institusi keagamaan. Menurutnya, nilai ajaran Islam yang diterapkan Kang Haji, diterapkan ke dalam konsep pertanian.

"Apa yang dilakukan Al-Ittifaq itu contoh. Menurut saya pesantren yang seperti itu baru Al-Ittifaq, di Jabar. Dia punya lahan terbatas, ya udah pakai, bekas sisa makanan dijadikan pupuk untuk tanah. Itu dilakukan oleh Al-Ittifaq," tukasnya.

"Ini kan dari value Islam, jangan ada yang mubazir itu teman setan, Kyai Fuad selalu bilang seperti itu," tambahnya.

Baca Juga:Ketahanan Pangan Indonesia Tergantung Besar Kecilnya Impor

Konsep yang diusung Al-Ittifaq memang sangat umum sekali dimana munculnya ide untuk bertani saat kondisi pesantren terhimpit masalah stok pangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini