Jaga Ketahanan Pangan dengan Bertani di Pekarangan

"Praktek tani pekarangannya itu disesuaikan dengan lahannya. Gak mesti di depan rumah. Bisa juga di pinggir jalan, halaman sekolah, atau halaman masjid,"

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 17 Oktober 2020 | 11:12 WIB
Jaga Ketahanan Pangan dengan Bertani di Pekarangan
Taman di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (19/9).

SuaraJabar.id - Tepat sehari lalu, Jumat (16/10/2020) warga dunia memperingati hari pangan. Tanggal peringatan ini diambil dari hari berdirinya Organisasi Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) 75 tahun lalu.

Tahun ini peringatan hari pangan mengusung tema 'Tanam, Pelihara dan Lestarikan Bersama'. Dengan kata lain, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk terus menanam, merawat dan melestarikan lingkungan.

Salah satunya, dengan cara memulai tani pekarangan. Konsep tani pekarangan diusung oleh komunitas Odesa Indonesia, di Cimenyan, Bandung.

Salah satu relawan Odesa, Abdul Hamid, 25 tahun, menilai tani pekarangan sangat cocok diterapkan di kawasan urban yang notabene padat penduduk. Cocok tanam pekarangan dimaksudkan agar menanam bisa dilakukan dimana saja dan tidak terpaku pada lahan yang luas.

Baca Juga:Bandung Barat Promosikan Pariwisata secara Virtual

"Praktek tani pekarangannya itu disesuaikan dengan lahannya. Gak mesti di depan rumah. Bisa juga di pinggir jalan, halaman sekolah, atau halaman masjid," ungkap Hamid, kepada Suara.com, Jumat (16/10/2020).

"Pokoknya di lahan yang mangkrak, di situ peluang buat ditanami," tambahnya.

Menurut Hamid, tani pekarangan lebih mirip dengan konsep urban farming, tapi tani pekarangan memiliki konsep lebih sederhana. Tani pekarangan ini pula yang kini diterapkan komunitas Odesa.

Ada sekitar 40 warga yang tersebar di dua Desa di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung yang menjadi petani pekarangan binaan Odesa.

"Itu tersebar di Desa Cikadut dan Mekarmanik, mereka cukup antusias untuk menanam di area lahan yang sebelumnya tak terpikirkan untuk ditanami sayur-sayuran," tukasnya.

Baca Juga:Tak Mau Poin Hangus, Pelatih Persib Minta PSSI Cermat Soal Opsi 2 Wilayah

Odesa sendiri menyediakan aneka benih sayuran seperti caisim, pak coy, bayam dan kangkung yang nantinya didistribusikan ke warga yang tertarik untuk bercocok tanam di pekarangan rumahnya.

"Polybag pun kita sediakan, hanya untuk media tanamnya saja mereka yang bikin sendiri, tapi kami biasanya sharing juga media tanam yang cocok apa, dan gak perlu beli," bebernya.

"Yang ditanam itu benih sayuran. Seperti caisim, pakcoy, bayam ijo, dan kangkung. Benih itu ditanam di polybag. Kami menyediakan polybag dan benih ke masyarakat yang serius ingin menanam," ia menambahkan.

Tani pekarangan itu, kata dia, bisa membantu meminimalisir pengeluran untuk belanja sayuran sehari-hari. Selain itu, pemenuhan asupan gizi yang dihasilkan dari aneka sayur mayur tentu jadi tercukupi.

"Apalagi saat pandemi kaya gini kita harus bangkitin gerakan tanam dari mulai tatanan keluarga nah bentuk real-nya dengan tani pekarangan soalnya misalkan kita nggak punya lahan di pekarangan kita bisa di pinggir-pinggir jalan asalkan ada kemauan," imbuhnya.

Konsep tani pekarangan memang kebalikan dari pertanian konvensional dimana membutuhkan lahan yang luas. Tani pekarangan menjadi salah satu solusi dari masalah ketahanan pangan saat ini.

Ledakan demografi yang niscaya tentu harus dibarengi dengan upaya pemenuhan pangan dimana kita harus berani memulai bertani sejak di tatanan keluarga. Bertani tak harus identik dengan lahan yang besar.

"Kalau sudah makan jangan lupa tanam, begitu ungkapan yang selalu didengungkan disini," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini