SuaraJabar.id - Pembangunan Kota Podomoro Tenjo oleh Agung Podomoro Group diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di Tenjo, Bogor.
Rencana pembangunan itu pun dinilai positif oleh Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi.
Dia mengapresiasi Agung Podomoro yang melakukan inisiatif dalam mengembangkan Tenjo, apalagi di tengah kondisi pandemi COVID-19.
Menurutnya, negara tengah kesulitan karena kondisi sosial ekonomi yang terhantam badai COVID-19. Itulah sebabnya, kehadiran pengembang yang membangun wilayah baru justru akan menimbulkan perputaran ekonomi.
Baca Juga:Calon Ibu Kota Baru Hadapi Dilema Pengalihan Fungsi Lahan
“Yang namanya kota mandiri pasti lengkap, segalanya ada, perputaran ekonomi pasti terjadi di sana, itu sudah hukum ekonomi. Perekonomian masyarakat akan terdongkrak, karena pembangunan akan membuka keran lapangan pekerjaan yang tidak sedikit,” kata Gandhi, ditulis Senin (23/11/2020).
Gandhi berharap pihak pengembang dapat melibatkan masyarakat lokal dalam pembangunan proyeknya. Tujuannya, agar dampak positif keberadaan pembangunan properti di daerah tersebut juga dapat dirasakan oleh masyarakat.
“Pihak pengembang harus memberitahu jauh-jauh hari sebelum kota itu dibangun. Untuk kemudian disinkronkan dengan kebutuhan tenaga kerja yang bisa diserap masyarakat. Masyarakat juga bisa mempersiapkan diri sesuai kebutuhan, agar tidak jadi penonton saja,” ujarnya.
Tak hanya itu, Gandhi juga mengamati dari sisi kemajuan wilayah. Keberadaan pembangunan properti maupun kota mandiri di wilayah Kota Mandiri Podomoro Tenjo dipastikan bakal menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kabupaten Bogor dan memperbaiki infrastruktur di wilayah tersebut.
“Dampak positifnya pasti ada, seperti saya bilang tadi akan membuka lapangan pekerjaan, termasuk infrastruktur di Tenjo akan lebih baik,” tutupnya.
Baca Juga:Waduh, Kasus Malaria di Calon Ibu Kota Baru Tahun Ini Naik 30 Persen
Sementara itu sebagai salah satu pengembang properti di Tenjo, Agung Podomoro Group menegaskan komitmennya dalam mengembangkan wilayah ini dengan mendirikan proyek seluas 650 hektare tersebut yang dinamakan Kota Podomoro Tenjo.
Hanya berjarak kurang lebih 25 km dari Serpong, Kota Podomoro Tenjo merupakan sunrise properti yang akan booming dan menjadi “The Next Serpong” karena saat ini harga tanah Tenjo yang relatif masih rendah kurang lebih Rp 2,5 Juta/meter akan terus meningkat menyamai harga tanah di Serpong yang berkisar Rp 13-18 Juta/meter.
Assistant Vice President Kota Podomoro Tenjo Zaldy Wihardja mengatakan, keberadaan Kota Podomoro Tenjo diyakini akan menciptakan perekonomian mandiri.
Dia berharap pembangunan Kota Podomoro Tenjo juga akan menciptakan multiplier effect yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Sebagai bagian dari pelaku industri di sektor properti tanah air, kami ingin ambil bagian dan berperan aktif sehingga semakin besar kontribusi yang kami berikan untuk perekonomian nasional,” ujarnya.
Dia mengatakan Kota Podomoro Tenjo juga sejalan dengan rencana pemerintah dalam melakukan pemetaan Daerah Otonomi Baru (DOB) di wilayah Jawa Barat.
Pemerintah juga tengah mempersiapkan pembangunan Kota Mandiri di wilayah Jawa Barat melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024.
“Kami akan terus bergerak untuk menjadi katalisator perekonomian di wilayah Tenjo. Dan hal ini sudah cukup terbukti dengan peminat properti ini sudah mencapai 1.400 orang sejak diumumkan pada Agustus 2020,” katanya.
Adapun, Kota Podomoro Tenjo dibangun pada lokasi strategis di wilayah Tenjo. Dengan pengembangan infrastruktur di wilayah Jawa Barat seperti proyek tol Serpong-Balaraja, proyek properti ini siap menjadi kota mandiri baru.
Kawasan pertemuan tiga kabupaten/kota yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan ini juga memiliki pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan industri yang cukup tinggi.
Saat ini peminat Kota Podomoro Tenjo sudah mencapai lebih dari 1500 unit. Melalui rencana pembangunan Grand Transit Oriented Development (TOD) yang merupakan satu – satunya TOD yang berada didalam kawasan pengembangan diharapkan dapat mengakomodir mobilitas masyarakat masa kini yang semakin dinamis.