"Bedanya bisa ampe Rp100 ribu sama di Saritem. terus kan ini lebih privat, milihnya (pekerja seks) di foto yang dikirim mamihnya. Coba kalau di Saritem kan mesti jalan-jalan nyari ceweknya, kalau ketemu tetangga atau temen kerja kan berabe," jelas dia.
Namun, metode pemilihan teman kencan via foto bukan tanpa kekurangan. Iwan mengaku dirinya pernah beberapa kali tertipu dengan foto yang ditunjukan mucikari.
Ketika telah menyepakati teman kencan dan tarif, ia meluncur ke Apartemen Jardin. Saat tiba di unit, ia mengaku kecewa karena teman kencannya tak secantik di foto yang ia terima sebelumnya.
Satu kejadian kemudian membuat Iwan enggan lagi mencari teman kencan singkat di Jardin. Suatu ketika hasratnya memuncak usai menikmati minuman beralkohol di bar yang ada di Jalan Sulanjana.
Baca Juga:Jajal Jembatan Layang Baru di Bandung
Ia kemudian mencari peruntungan di MiChat. Melalui fitur nerby, ia mengaku mendapati profil perempuan cantik. Setelah menyepakati harga. ia pun bertolak ke Jardin.
Sesampainya di unit tempat teman kencannya, Ia mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Pria hidung belang ini mulai curiga ketika melihat ada tonjolan jakun di leher teman kencan singkat yang ia dapat dari aplikasi MiChat.
"Terus dia ngaku kalau dia transgender. Pantes sempet nanya beneran mau gak ma dia. Haduh," kenangnya.
Beruntung kata Iwan, transpuan itu mempersilahkan ia untuk pergi jika tidak tertarik.
Baca Juga:Prostitusi Online: Pria Ini Ketahuan Jual Pacar ke Orang Tuanya Sendiri
Diberitakan sebelumnya, Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Jawa Barat mencatat jumlah pekerja seks di daerahnya mencapai 25 ribu orang. Para pelaku Open BO itu tersebar di 27 kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat.