Kelas Hampir Roboh, Santri Bertaruh Nyawa saat Belajar Agama

"Terkadang kalau hujan tidak ada kegiatan karena takut bangunan ambruk," jelasnya.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 12 Januari 2021 | 14:53 WIB
Kelas Hampir Roboh, Santri Bertaruh Nyawa saat Belajar Agama
Bangunan Madrasah Raudatul Jannah di Kampung Selaeurih, Desa Nangela, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, dalam keadaan menghawatirkan. | Istimewa

SuaraJabar.id - Kondisi bangunan Madrasah Raudatul Jannah di Kampung Selaeurih, Desa Nangela, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat sangat memprihatinkan.

Bangunan yang terbuat dari kayu ini rawan roboh. Jika hujan turun, bangunan madrasah ini tak dapat digunakan.

Madrasah ini masih memiliki 33 murid yang harus was-was saat belajar agama karena khawatir bangunan sekolahnya ambruk.

Bangunan Madrasah Raudatul Jannah yang berdiri pada tahun 1999 diatas tanah wakaf seluas 150 meter persegi ini sudah reyot. Dinding-dindingnya masih berupa kayu dan lantainya tanah.

Baca Juga:Pergerakan Tanah Meluas, Puluhan Warga Gunung Beser Sukabumi Mengungsi

Kepala Sekolah Madrasah Raudatul Jannah, Asep Supandi mengatakan bangunan madrasah tersebut sudah dua kali direhab.

Bangunan Madrasah Raudatul Jannah di Kampung Selaeurih, Desa Nangela, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, dalam keadaan menghawatirkan. | Istimewa
Bangunan Madrasah Raudatul Jannah di Kampung Selaeurih, Desa Nangela, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, dalam keadaan menghawatirkan. | Istimewa

Menurut dia pada tahun 2005 mendapat bantuan dari Depag sebesar Rp. 3,5 juta dan pada tahun 2017 direhab lagi dari hasil swadaya warga.

"Saat ini memang kondisinya sudah tidak layak pakai," kata Asep, kepada Sukabumiupdate.com-jejaring Suara.com, Selasa (12/1/2021).

Menurut dia, material yang menempel pada bangunan madrasah sudah pada lapuk dan pada saat turun hujan, bocor dimana-mana.

"Terkadang kalau hujan tidak ada kegiatan karena takut bangunan ambruk," jelasnya.

Baca Juga:Ketiduran saat Masak Air, Dua Rumah di Sukabumi Hangus Terbakar

Siswa saat ini ada 33 orang terdiri dari 18 perempuan dan 15 laki laki kemudian pengajar dua orang. Mereka yang menuntut ilmu di madrasah ini berasal dari tiga Kampung Selaeurih, Kampung Bojongwaru I, serta Kampung Bojongwaru II.

"Di madrasah ini tidak ada iuran bulanan, hanya iuran semester itupun untuk membeli lembar soal," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini