SuaraJabar.id - Potensi budidaya tanaman vanili atau Vanilla Planifolia di Jawa Barat sangat besar. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Hendy Jatnika, baru-baru ini.
Vanili merupakan komoditas dari sektor perkebunan yang kini menjadi primadona di Indonesia termasuk di Jawa Barat. Harga vanili pun terbilang fantastis, makanya tanaman ini akrab dikenal sebagai tanaman emas hijau.
Menurut Hendy, per kilogram vanili kering rata-rata dibandrol dengan harga antara Rp3-5 juta.
"Kan katanya harga vanili bisa sampai puluhan juta, tapi informasi dari petani tergantung kualitas, tergantung panjangnya, kadar airnya, jadi petani itu rata-rata antara Rp3-5 juta per kg yang kering," ujar Hendy kepada Suara.com.
Baca Juga:Insya Allah Mujarab, Ini Kunci Meraih Rezeki yang Melimpah
Menurut Hendy, tanaman berdaun tunggal itu memang bukan tanaman baru di Jawa Barat. Vanili sudah dibudidayakan oleh petani di beberapa daerah di Jawa Barat.
Namun, perkebunan vanili nyatanya tidak sangat rawan terserang penyakit, maka perkembangan komoditas vanili pasang surut.
"Vanili itu bukan tanaman baru bagi jabar pasang surut lah karena dulu kan banyak penyakitnya rentan terhadap serangan jamur. Namun sejak kemarin memang ada minat lagi petani dan memang pasarnya lagi bagus ya," ungkapnya.
Di Jawa Barat sendiri, kata dia, tercatat ada sekitar 80 hektar perkebunan vanili. Dua daerah yang dikenal fokus membudidayakan vanili yakni Sumedang dan Sukabumi.
"Di Sumedang utara itu sekitar 30-50 hektar yang sudah produksi sekitar 20 hektaran. Nah di Sukabumi juga tidak banyak lebih kecil lagi paling sekitar 30 hektar dari beberapa kelompok tani," ujarnya.
Baca Juga:Buruh di Bogor dan Purwakarta Ini Rela Digaji di Bawah UMK, Ini Syaratnya
Bahkan, di daerah Sumedang, tepatnya di Dusun Situ Batu, Desa Pamekarsari, tengah dikembangkan konsep agrowisata vanili. Hal itu, bisa membuat petani vanili lebih sejahtera lantaran selain bisa menjual hasil pertanian, mereka pun meraup dari sektor pariwisata.
Sejauh ini, kata dia, untuk masalah pemasaran kebanyakan masih skala kecil dan belum menginjak ke sektor ekspor. Pasalnya, Hendy menilai budidaya vanili masih dalam skala kecil.
"Kalau petani memasarkan kebanyakannya memang ada pengepul lokal. Tapi nanti kedepan kita dorong dari eksportir besar bisa sampai ke rantai bawah, kan petani skalanya kecil-kecil tidak mungkin mengeskpor makanya ini perlu dibenahi," tukasnya.
"Memang perlu perhatian juga mengenai kapasitasnya juga, nanti kita perlu kerjasama dengan dinas perdagangan juga," tandasnya.
Kontributor : Aminuddin