SuaraJabar.id - Sambil terisat, Ucu Aisah (48) yang merupakan kerabat Imas Mulyani, perawat di Cianjur yang tewas dibunuh suaminya sendiri, bercerita jika korban sempat memberikan wejangan pada anak bungsunya.
Aisah mengatakan, Imas memiliki anak bungsu yang masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Sebelum tragedi berdarah itu, Imas diketahui menitipkan pesan agar si bungsu bisa hidup mandiri.
“Neng Imas bilang ke anak bungsunya, ‘Dek, adek harus mandiri karena mama mau pulang’, ditanya sama anaknya ‘mau pulang ke mana?’, Imas hanya menjawab ‘Mau pulang dan enggak balik lagi’,” tutur Ucu sambil terisak kepada Cianjur Today-jejaring Suara.com, Senin (24/5/2021).
Baca Juga:Video Viral Mobil Bawa Balita Dilempar Batu oleh Orang Mabuk
Ucu mengatakan, hal itulah yang membuat anak bungsu Imas terus menangis setelah mengetahui ibunya meninggal di tangan ayahnya sendiri.
Selain itu, Ucu menyebut bahwa sosok Imas Mulyani merupakan orang yang ramah dan penderma.
“Neng Imas itu baik dan ramah, dia juga penderma. Kalau ada warga atau tetangga yang kesusahan, dia selalu mau mengulurkan tangan untuk membantu,” papar Ucu.
Diketahui, Imas Mulyani bertugas sebagai perawat Aparatur Sipil Negara (ASN) di Puskesmas Mande. Ucu pun menuturkan, pasien yang kurang mampu kerap dibantu olehnya tanpa segan.
“Kalau ada pasien yang enggak punya uang, suka digratiskan. Kalau ada yang punya Rp50 ribu untuk berobat malah lebih baik diberikan kepada pasiennya sebagai ongkos pulang,” ungkap Ucu.
Baca Juga:Geger Pegawai Puskesmas Tewas Diduga Dibunuh Suami
Selain itu, lanjut Ucu, kebaikan Imas Mulyani pun terus dilakukan ketika bertugas di tempat praktik ayah korban yang lokasinya berdekatan dengan rumah korban. Imas Mulyani dikenal sebagai tokoh yang baik bagi masyarakat.
“Karena semua kebaikan almarhum, masyarakat tentu merasa kehilangan sosoknya yang baik hati dan penderma,” kata Ucu.
Diketahui, Imas Mulyani tewas ditusuk suaminya sendiri pada Senin (24/5/2021). Kejadian ini terjadi di Kampung Pasir Waru, Desa Mekarwangi, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur pada pukul 05.00 Wib.
Hingga saat ini, suasana rumah duka Imas Mulyani masih diiringi tangis anak korban dan para masyarakat yang bertakziah.
Paman korban, Ahmad Saputra (51) menjelaskan, rumah tangga bidan Imas Mulyani dan Kusnaedi memang tengah diguncang permasalahan dan terancam pada perceraian.
Korban sendiri merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), sedangkan suaminya tidak bekerja dan mengandalkan uang pemberian dari Imas.
“Sudah beberapa bulan pisah rumah dan suaminya ngontrak tak jauh dari rumah, bahkan biaya kontrakannya dibiayai istrinya,” ujar Ahmad, Senin (24/5/2021).
Menurutnya, beberapa bulan sebelumnya, pelaku sempat berkeliaran di sekitar rumah korban sambil menenteng celurit. Namun, celurit itu akhirnya bisa diamankan warga dan diserahkan kepada polisi.
“Tapi, pelaku saat itu tidak diproses. Kalau soal laporan saya tidak tahu,” ucapnya.
Akhirnya, pada Senin (24/5/2021) subuh, pelaku datang ke rumah korban dan langsung menusuk korban dengan sebilah pisau ketika sedang membereskan alat kesehatan.
“Ditusuk di sini (perut kiri, red). Setelah ditusuk sedikit, langsung diangkat pisaunya,” ungkapnya.
Usai kejadian, pelaku pun langsung kabur dan dikejar warga. Karena takut dihakimi warga, Kusnaedi kabur ke Mapolsek Bojongpicung dan menyerahkan diri.
“Imas punya anak dua, yang satu kelas 6 SD dan satu lagi kelas 1 SMA. Mereka (Imas dan suaminya, red) sudah berumah tangga belasan tahun,” tandasnya.