Arsenal TNI AL Bakal Bertambah 2 Kapal Perang Canggih, Sanggup Imbangi China di Natuna?

"Bukan cuma Natuna, tapi juga untuk penjagaan laut Sulawesi, situasi di Papua dan sejumlah perairan lain yang membutuhkan patroli," kata Dave Laksono.

Ari Syahril Ramadhan
Senin, 27 September 2021 | 17:00 WIB
Arsenal TNI AL Bakal Bertambah 2 Kapal Perang Canggih, Sanggup Imbangi China di Natuna?
ILUSTRASI-Kapal Republik Indonesia (KRI) kelas Multi Role Light Fregate (MRLF) KRI Usman Harun (USH)-359 melintas diperairan Karimunjawa, Jawa Tengah, Minggu (28/9). [Antara/M Risyal Hidayat]

SuaraJabar.id - Arsenal TNI AL bakal diperkuat oleh dua kapal perang canggih berjenis fregat lansiran Inggris. Kehadiran dua fregat itu diyakini bakal memberikan detternt effect atau daya getar kepada negara lain.

Kapal perang canggih yang diyakini bakal membuat siapa pun berpikir ulang untuk masuk wilayah kedaulatan Republik Indonesia tanpa izin itu bernama Fregat Arrowhead.

Harganya tak murah. Penambahan kekuatan pertahanan dengan mendatangkan dua kapal perang canggih itu harus ditebus dengan banderol Rp 5 triliun per kapal.

Lalu apakah dua fregat mampu menandingi kapal perang asing termasuk China di perairan Tanah Air?

Baca Juga:Turki Bersiap Borong Sistem Pertahanan Rudal dari Rusia

Terkait hal ini Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono, angkat suara. Menurut dia, dengan pembelian kapal perang Fregat sebanyak 2 unit, pertahanan laut RI tentu akan makin efektif. Walaupun sebenarnya, kata dia, kebutuhan penjagaan laut Indonesia sangat lah besar.

“Kalau dibilang efektif tentu efektif, tapi memang kebutuhan kita jauh lebih besar dari itu. Bukan cuma Natuna, tapi juga untuk penjagaan laut Sulawesi, situasi di Papua dan sejumlah perairan lain yang membutuhkan patroli.”

“Tentu kita harus butuh langkah berkesinambungan untuk operasional kapal laut, baik dari Bakamla, KKP, Bea Cukai, Polisi Laut, agar sama-sama saling sinergi melakukan pengawasan dan pengamanan,” kata Dave dikutip dari Hops.id-jejaring Suara.com, Senin (27/9/2021).

Sejauh ini, DPR, kata Dave sendiri belum bisa merinci spek kehebatan dan kekuatan kapal perang Fregat itu. Namun yang pasti DPR sangat apresiasi langkah Pemerintah dan senang sekali dengan rencana tersebut.

“Tentu senang sekali bisa beli dua kapal tempur. Karena kekuatan perang Indonesia akan makin membesar,” kata dia.

Baca Juga:Jawab Ancaman Kapal Perang China di Natuna, Prabowo Bawa Kapal Frigate dari Inggris

Akan tetapi ada hal yang bakal jadi PR ke depan. Yakni, harus ditunjang dengan kesiapan SDM-nya, peralatan tempurnya, pelatihan-pelatihan para tentara Angkatan Laut RI, karena berkaitan dengan wilayah yang dipatrolikan.

“Untuk spek kekuatan, dan seberapa kuatnya, memang sempat dipaparkan. Tetapi tidak bisa disampaikan karena berkaitan dengan rahasia-rahasia. Jadi pembahasannya terbatas. Akan tetapi, ke depan akan ada simulasi tempur yang ditunjukkan ke DPR, setelah proses itu jalan,” katanya.

Terkait dengan upaya kapal-kapas perang China di perairan Tanah Air, Dave mengatakan jika Pemerintah tetap tak tinggal diam. Sejauh ini, Pemerintah bersama sejumlah unsur terus menggelar patroli rutin dan latihan di sana.

Ini baginya penting, karena bagian dari menunjukkan harga diri RI di depan negara lain. “Sehingga negara-negara tetangga atau coust guard mereka juga bisa lihat dan sadar bahwa RI sangat serius untuk melakukan pengamanan di laut kita,” katanya seraya menyebut apalagi ditambah 2 kapal perang Fregat nanti.

Indonesia sejauh ini akan terus komitmen tak mau diremehkan dengan kehadiran kapal-kapal asing di sana.

Prihatin dengan Bakamla
Walau begitu, ada satu hal lain yang jadi catatannya. Sebab dalam catatan, Bakamla masih mengaku kekurangan biaya BBM untuk melakukan patroli. Padahal di satu sisi, Bakamla sangat baik dalam hal pengelolaan keuangannya.

Jadi anggaran sejauh ini sudah sangat baik digunakan. Akan tetapi, dia menyayangkan anggaran Bakamla masih dipotong, termasuk untuk 2021 ini. “Ini yang jadi catata, bagaimana keseriusan Pemerintah khususnya untuk Bakamla.”

“Sebab dengan ancaman tinggi, dukungan anggaran masih relatif lebih rendah,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini