Sempat Bikin Sekolah Diliburkan, Misteri Hawa Panas di TK Mustika Sukabumi Terungkap

Pihak sekolah meliburkan aktivitas pelajar TK Mustika setelah ditemukan keanehan di sejumlah titik bangunan sekolah, yang mengeluarkan hawa panas.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 05 November 2021 | 14:23 WIB
Sempat Bikin Sekolah Diliburkan, Misteri Hawa Panas di TK Mustika Sukabumi Terungkap
Petugas PLN saat memeriksa kelistrikan penyebab munculnya hawa panas pada bangunan TK Mustika di Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. [Sukabumiupdate.com/Istimewa]

SuaraJabar.id - Beberapa sudut fondasi bangunan TK Mustika di Kampung Babakan Peundeuy RT 01/03 Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi mengeluarkan hawa panas misterius.

Tak diketahui dari mana hawa panas itu berasal. Hingga akhirnya Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan atau P2BK Parungkuda Iwan Darmawan mengatakan, penyebab munculnya Hawa Panas tersebut dikarenakan ada kabel listrik yang terkelupas.

Menurut Iwan, hal tersebut diketahui usai pihak Perusahaan Listrik Negara atau PLN meninjau lokasi.

"Infonya sudah dilakukan pemeriksaan pada semua jaringan listrik di area bangunan sekolah. Ditemukan adanya kabel jaringan di atap yang mengelupas dan menempel pada bagian bangunan yang bermaterial baja ringan," kata dia, Kamis (4/11/2021) malam.

Baca Juga:Ungkap Dugaan Korupsi Betonisasi Fiktif di PT BK, Polda Banten: Pengerjaan di Sukabumi

Dihubungi terpisah, petugas PLN Rayon Cibadak Divisi Biller, Adi Wiguna, menyebut Hawa Panas yang terasa di bangunan TK Mustika berasal dari grounding arus listrik tegangan rendah.

"Akibat kabel yang mengelupas menempel di baja ringan, akhirnya nge-ground," ucapnya.

Sebelumnya, pihak sekolah meliburkan aktivitas pelajar TK Mustika setelah ditemukan keanehan di sejumlah titik bangunan sekolah, yang mengeluarkan hawa panas. Hawa Panas itu ditemukan pada sejumlah titik bangunan, terutama bagian bawah tembok dekat fondasi.

Hawa panas tersebut mulai terdeteksi sekira pukul 09.00 WIB, Rabu (3/11/2021).

Pihak sekolah kemudian melapor, sehingga dilakukan deteksi awal oleh tim gabungan dari desa dan kecamatan.

Baca Juga:Tak Hanya SMP dan SMA, Nadiem Makarim Minta Pemerintah Daerah Buka PAUD dan SD

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini