Sejarah Kabupaten Cirebon, Dipimpin Sunan Gunung Jati, Kini Jadi Salah Satu Pusat Islam

Kabupaten Cirebon merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Jawa Barat, yang letaknya di bagian timur sebagai batas provinsi dan sekaligus sebagai pintu gerbang Jawa

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 24 November 2021 | 10:55 WIB
Sejarah Kabupaten Cirebon, Dipimpin Sunan Gunung Jati, Kini Jadi Salah Satu Pusat Islam
Kabupaten Cirebon

Walaupun ia anak sulung laki-laki ia tidak mendapatkan hak sebagai putera mahkota Pakuan Pajajaran karena ia memeluk agama Islam yang diturunkan oleh ibunya. Saat abad 16 ajaran agama di Pajajaran mayoritas Sunda Wiwit. Sunda Wiwit merupakan agama leluhur orang Sunda yang memeluk agama Hindu dan Budha. Posisinya itu digantikan oleh adiknya yaitu Prabu Surawisesa putra dari Prabu Siliwangi dan istri ketiga yaitu Nyai Cantring Manikmayang.

Setelah Ki Bedeng Tapa yang menguasai pesisir utara Jawa meninggal, Walangsungsang tidak meneruskan kedudukan kakeknya melainkan mendirikan istana Pakungwati dan membentuk pemerintahan di Cirebon.

Oleh karena itu, Walangsungasang dianggap sebagai pendiri pertama Kesultanan Cirebon. Setelah menunaikan ibadah haji kemudian Pangeran Cakrabuana disebut dengan Haji Abdullah Iman, tampil sebagai raha Cirebon pertama yang memerintah dari keraton Pakungwatu dan aktif menyebarkan agama islam kepada penduduk Cirebon.

Sunan Gunung Jati

Baca Juga:Polres Jakpus Masih Buru Satu Bandar Narkoba Penabrak Polisi di Cirebon

Pada tahun 1479 M, kedudukan Pangeran Cakrabuana digantikan oleh keponkannya yaitu Syarif Hidayatullah (1448-1568) putra dari Nyai Rarasantang dengan Syarif Abdullah dari Mesir. Setelah wafat Syarif Hidayatullah dikenal dengan Sunan Gunung Jati dengan gelar Tumenggung Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Muhammad Syarif Abdullah dan juga bergelar sebagai Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah.

Kesultanan Cirebon dimulai oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati perkembangan dan pertumbuhan pesat. Kemudian Sunan Gunung Jati diyakini sebagai pendiri dinasiti raja-raja Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten serta penyebar agama islam di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.

Fatahillah (1568-1570)

Selama Suanan Gunung Jati melaksanakan tugas dakwah, pemegang kekuasaan kosong yang kemudian diisi dengan mengukuhkan pejabat keraton, dan pemerintahan tersebut dijabat oleh Fatahil atau Fafillah Khan.

Sejak tahun 1568 Fatahillah naik takhata dan memerintah Cirebon secara resmi. Fatahillah menduduki takhta tersebut hanya berjalan dua tahun kerana pada tahun 1570 ia meninggal. Selang dua tahun dengan Suanan Gunung Jati dan dinamakan berdampingan di Gedung Jinem Astana Gunung Sembung.

Baca Juga:Ditumbangkan Babel United, Manajer Semen Padang FC Mundur

Pada tahun 1570-1649 Penambahan Ratu I

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak