Setelah wafatnya Fatahillah tidam ada calon lain yang layak menjadi raja, takhta kerajaan jatuh kepada Pangeran Emas putra tertua Pangeran Dipati Cirebon cucu Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon kurang lebih 79 tahun.
Panembahan Ratu II (1649-1677)
Pada tahun 1649 Panembahan Ratu I meninggal dunia, setelah itu pemerintahan Kesultanan Cirebon dilanjutkan oleh cucunya yaitu Pangeran Rasmi atau Pangeran Karim, karena ayahnya yaitu Pangeran Sedaging Gayam atau Panembahan Adinungkusumah meninggal lebih dulu. Pangeran Rasmi kemudian menggunakan gelar almarhum ayahnya, kemudian dikenal dengan Panembahan Gorila ya atau Panembahan Ratu II.
Pada masa pemerintahan Panembahan Girilaya terjepit antara dua kekuasan yaitu Kesultanan Banten dan Kesultanan Mataram. Banten merasa curiga karena Cirebon dianggap lebih mendekat ke Mataram ( Amangkurat I merupakan mertua Panembahan Girilaya). Mataram juga merasa curiga bahwa Cirebon tidak sungguh-sungguh mendekatkan diri, karena Panembahan Girilaya dan Sultan Agemg Tirtayasa dari Banten adalah keturunan Pajajaran. Hal ini memuncak saat panembahan Girilaya meninggal di Kartasura dan Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya ditahan di Mataram.
Baca Juga:Polres Jakpus Masih Buru Satu Bandar Narkoba Penabrak Polisi di Cirebon
Masa Kolonial dan kemerdekaan
Sesudah kejadian tersebut, semakin surutlah peranan dari keraton-keraton Kesultanan Cirebon di wilayah kekuasaannya karena pemerintah Kolonial Belanda semakin dalam ikut campur dalam mengatur Cirebon.
Puncaknya pada tahun 1905 dan 1926, dimana kekuasaan pemerintah disanakan Sebagai Gemeentr Cheirebon.
Pada masa kemerdekaan, wilayah kesultanan Cirebon menjadi bagian yang tidak terpisahkan Dari NKRI. Secara umum wilayah kesultanan Cirebon tercakul dalam Kota Cirebon san Kabupaten Cirebon yang secara adminitraf dipimpin oleh pejabat pemerintah Indonesia yaitu walikota dan bupati.
Setelah masa kesultanan Cirebon dipimpin oleh pejabat pemerintah Indonesia. Kini kita akan membahas tentang daftar kepala daerah Kabupaten Cirebon.
Baca Juga:Ditumbangkan Babel United, Manajer Semen Padang FC Mundur
- R. Sinuk (Muchamad) 1800-1808
- R. Ngabei Suradiningrat 1808 -1828
- Kanjeng Kyai R. Adipati Baudenda Suradiningrat 1828-1843
- R. Tumenggung Baudenda Suradiningrat 1843 -1847
- R. Adipati Surya Dirja 1847-1877
- R. Adipati Suraadiningrat 1877-1902
- R. Adipati Salmon Salam Suryadiningrat 1902 -1918
- R.M. Panji Aryiodinoto 1920-1927
- R.Tg. Suriadi (Aria, Adipati, Pangeran) 1928-1942
- M. Sewaka 1942-1943
- M. Oemar Said 1943-1945
- Mr. R. Ma'mun Sumadipraja 1945 -1947
- R. Sidik Baratadirdja 1947-1950
- R. Mochamad Michrad 1950 -1951
- M. Radi Martadinata 1951-1954
- R. Moestofa Soerjadi 1954-1956
- R. Djoko Sa'id Prawiro Widjojo 1956 -1957 sebagai PJ Bupati
- R. Sulaeman Tanudiradja dan Machbub Badjurie 1957-1958 sebagai Kepala Daerah
- R. Kamar Suriawidjaya 1958 -1960 sebagai Pj. Bupati Cirebon
- R. Harum Zainal Abidin 1960 -1965
- R. Soemitro 1965 -1966 sebagau Pj. Bupati Kepala Daerah Cirebon
- Kol. Inf. H. R. Anwar Soetisna 1966 -1973
- Kol. Inf. Hasan Soegandhi 1973 -1978
- Drs. H. Mr. Gunawan Bratasasmita 1978-1983
- Kol. Caj. H. Memed Tohir 1983-1988
- Kol. Art. H. Suwendho 1988-1993
- Kol. Kav. H. Rachmat Djoehana 1993-1998
- H. Sutisna, S.H 1998 -2003
- Drs. H. Dedi Supardi, M.M. 2003- 10 Desember 2008 Periode Pertama
- Drs. H. Dedi Supardi, M.M. 10 Desember 2008- 10 Desember 2013 Periode Kedua
- Drs. H. Dudung Mulyana, M.Si 10 Desember 2013-8 Januari 2014 ,Sekda Kabupaten Cirebon yang ditunjuk jadi Plt. Bupati Cirebon[1]
- Drs. H. Daud Achmad 8 Januari 2014-19 Maret 2014
- Drs. H. Sunjaya Purwadi Sastra, M.M., M.Si. 19 Maret 2014-Sekarang
Ciri khas Ceribon adalah Cirebon dijuluki sebagai kota udang dan kota wali. Cirebon ini memiliki banyak makanan dan minuman khas selain itu Cirebon juga memiliki banyak tempat peninggalan sejarah seperti keraton kesepuhan, keraton Kanoman, keraton kacirebonan, dan tari topeng Cirebon dan Goa Sunyaragi.