SuaraJabar.id - Sejarah Kabupaten Sumedang. Sumedang merupakan Kabupaten di Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Bandung.
Seperti halnya Kabupaten lain, Kabupaten Sumedang juga menyimpan sejarah yang pastinya penting untuk diketahui.
Kabupaten Sumedang juga dikenal memiliki segudang makanan khas, kerajinan tardisional serta tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Meski belum berkembang secara maksimal, semua komoditas dan potensi tersebut tengah dikembangkan, agar lebih maju dan dikenal luas, serta meningkatkan produksi dan arus wisatawan yang datang.
Baca Juga:Sejarah Kabupaten Klungkung, Pusat Pemerintahan Raja-raja Bali
Lalu seperti apa sejarah dan ciri khas Kabupaten Sumedang hingga menjadi daerah yang istimewa dengan segudang kuliner serta objek wisatanya?
Berikut ini ulasannya, yang telah dirangkum dari beberapa sumber.
1. Sejarah
Awalnya, Kabupaten Sumedang merupakan sebuah kerajaan di bawah kekuasaan raja Galuh. Didirikan oleh Prabu Guru Aji Putih atas perintah Prabu Surya Dewata sebelum Keraton Galuh dipindahkan ke Pakuan Pajajaran, Bogor.
Seiring dengan perubahan zaman dan kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan. Pertama menjadi Kerajaan Tembong Agung, yang dipimpin oleh Prabu Guru Aji Putih di Abad ke-12.
Kemudian pada jaman Prabu Tajimalela, diganti menjadi Himbar Buana, dan kemudian berganti lagi menjadi Kerajaan Sumedang Larang, yang berasal dari kata Insun Meda/Insun Medangan yang berarti aku dilahirkan, aku menerangi dan Larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingannya.
Baca Juga:Sejarah Kabupaten Indramayu Versi Babad Dermayu dan Kisah Raden Aria Wiralodra
2. Awal Mula Istilah Gudang Beras dan Pusat Budaya Pasundan
Kerajaan Sumedang Larang menglami masa kejayaan saat dipimpin Pangeran Angkawijaya atau Prabu Geusan Ulun pada 1578.
Kerajaan ini kemudian menjadi anak kerajaan dari kesultanan Cirebon, dan selanjutnya berada dibawah kendali Kesultanan Mataram, Pada masa Sultan Agung.
Pada masa Mataram inilah, teknik persawahan diperkenalkan di tanah Pasundan dan menjadi awal istilah (Gudang Beras) untuk daerah antara Indramayu hingga Karawang-Bekasi.
Dalam strategi penyerangan Sultan Agung ke Batavia wilayah Sumedang dijadikan sebagai wilayah penyedia logistik pangan. Selain itu, aksara Hanacaraka juga diperkenalkan di wilayah Pasundan pada masa ini, dan dikenal sebagai Cacarakan.
Pusat Kota Sumedang juga dirancang pada masa ini, mengikuti pola dasar kota-kota Mataram lainnya. Sebelum Bandung dibangun pada abad ke-19, Sumedang merupakan salah satu pusat Budaya Pasundan yang sangat penting.
3. Masa Pendudukan Belanda
Ketika Pakubuwono I harus memberikan konsesi kepad VOC, wilayah kekuasaan Sumedang diberikan kepada VOC, yang kemudian dipecah-pecah, sehingga wilayah Sumedang menjadi seperti yang dikenal pada masa kemerdekaan Indonesia sekarang ini.
4. Ciri Khas dan Lambang Kabupaten Sumedang
Kabupaten Sumedang memiliki ciri khas sebagai kota kuno khas Pulau Jawa, yaitu terdapat Alun-Alun sebagai pusat kota yang dikelilingi Masjid Agung, rumah penjara, dan kantor pemerintahan.
Ditengah alun-alun kota terdapat bangunan yang bernama Lingga, tugu peringatan yang dibangun pada tahun 1922.
Bangunan tersebut dibangun oleh Pangeran Siching dari Negeri Belanda dan diperesembahkan untuk Pangeran Aria Suria Atmaja atas jasa-jasanya dalam mengembangkan Kabupaten Sumdang.
Lingga diresmikan pada 22 Juli 1922 oleh Gubernur Jenderal Mr.Dr. Dirk Fock. Hingga kini, Lingga dijadikan sebagai lambang daerah Kabupaten Sumedang, dan tanggal 22 April sebagai hari jadi Kabupaten Sumedang.
Untuk diketahui, Lambang Kabupaten Sumedang tersebut dibuat oleh R. Mahartanagara, putra seorang Bupati Bandung Rd. Adipati Aria Martanagara, keturunan Sumedang. Lambang tersebut diresmikan menjadi lambang Sumedang Pada 13 Mei 1959.
5. Daftar Bupati Sumedang
Berikut ini deretan nama Bupati Kabupaten Sumedang dari masa ke masa, mulai dari masa Kerajaan, Pengaruh Mataram, Penyelang atau Pengganti, masa pemerintahan Belanda, hingga masa republik Indonesia.
Masa Kerajaan
- Prabu Guru Aji Putih (Raja Tembong Agung) 696-721 Masehi.
- Batara Tuntang Buana (Prabu Tadjimalela) 721-778 Masehi.
- Jayabrata (Prabu Lembu Agung) 778-8893 Masehi.
- Atmabrata (Prabu Gajah Agung) 893-998 Masehi.
- Jayabaya (Prabu Pagulingan) 998-1.114 Masehi.
- Mertalaya (Sunan Guling) 1.114-1.237 Masehi.
- Tirtakusuma (Sunan Tuakan) 1.237-1.462 Masehi.
- Sintawangi (Nyi Mas Ratu Patuakan) 1.462-1.530 Masehi.
- Satyasih (Ratu Inten Dewata Pucuk Umum) 1.530-1.578 Masehi.
- Pangeran Kusumahdinata II (Prabu Geusan Ulun) 1.578-1.601 Masehi.
Masa Pengaruh Mataram
- Pangeran Suriadiwangsa (Rangga Gempol I) 1.601-1.625 Masehi.
- Pangeran Rangga Gede (Kusumahdinata IV) 1.625-1.633 Masehi.
- R. Bagus Weruh (Pangeran Rangga Gempol II) 1.633-1.656 Masehi.
- Pangeran Panembahan (Rangga Gempol III) 1.656-1.706 Masehi.
Masa Kompeni VOC
- Dalem Adipati Tanumadja 1.706-1.709 Masehi.
- Pangeran Karuhun (Rangga Gempol IV) 1.709-1.744 Masehi.
- Dalem Istri Rajaningrat 1.744-1.759 Masehi.
- Dalem Adipati Kusumadinata VIII 1.759-1.761 Masehi.
- Dalem Adipati Surianagara II 1.761-1.765 Masehi.
- Dalem Adipati Surialaga 1.765-1.773 Masehi.
Masa Penyelang/Pengganti
- Dalem Adipati Tanubaya 1.773-1.775 Masehi.
- Dalem Adipati Putrakusumah 1.775-1.789 Masehi
- Dalem Adipati Sacapati 1.789-1.791 Masehi.
Masa Pemerintahan Belanda
- Pangeran Kusumadinata IX 1.791-1.828 Masehi
- Dalem Adipati Kusumayuda 1.828-1.833 Masehi
- Dalem Adipati Kusumadinata X 1.833-1.834 Masehi.
- Tumenggung Suriadilaga 1.834-1.836 Masehi.
- Pangeran Suria Kusumah Adinata 1.836-1.882 Masehi.
- Pangeran Aria Suriaatmadja 1.882-1.919 Masehi.
- Dalem Adipati Aria Kusumadilaga 1.919-1937 Masehi.
- Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata (Dalem Aria) 1.919-1.937 Masehi.
Masa Republik Indonesia 1950 hingga Sekarang
- Raden Abdurachman Kartadipura 1950-1951
- Sulaeman Suwita Kusumah 1951-1958
- Antan Sastradipura 1958-1960
- Muhammad Hafil 1960-1966
- Adang Kartaman 1966-1970
- Drs. Supian Iskandar 1970-1972, 1972-1977
- Drs.Kustandi Abdurahman 1977-1983
- Drs. Sutarja 1983-1988, 1988-1993
- Drs.Moch. Husein Jachjasaputra 1993-1998
- Drs. H. Misbach 1998-2003
- H.Don Murdono 2003-2013
- Drs.H. Endang Sukandar 2013
- Drs.H. Ade Irawan 2013-2016
- Ir.H. Eka Setiawan 2016-2018
- Dr.H. Dony Ahmad Munir 2018 hingga sekarang.
6. Makanan Khas
Makanan atau kuliner di Kabupaten Sumedang memiliki cita rasa yang sudah tidak diragukan lagi. Ada begitu banyak pilihan makanan yang bisa dicoba ketia berkunjung di Kabupaten Sumedang.
Di antaranya , Tahu Sumedang, Ubi Cilembu, Soto Bongko, Oncom, Tutug Oncom, Sambal Oncom, Salak Bongkok, Tape Singkong, Opak Ketan, Sawo Citali, Sale dan kripik Pisang, Asinan sukasari, Emplod, dan masih banyak yang lainnya.
Semua makanan tersebut memiliki cita rasa yang sangat khas dan pastinya sangat menggoyang lidah bagi para penikmatnya.
7. Kerajinan Tradisional
Ada beberapa tempat oleh-oleh di Kabupaten Sumedang yang cukup bagus untuk dikunjungi apabila mencari kerajinan tangan.
Yakni, sentra Batik Pekalongan, Industri Pengrajin tas dan sepatu rajutan, Pengrajin Senapan Angin, Kerajinan Batok Kelapa, Kerajinan Kayu, dan masih banyak yang lain. Semua kerajinan tradisional tersebut dapat ditemui ketika berkunjung ke Kabupaten Sumedang.
8. Objek Wisata
Selain sejarah, makanan atau kerajinan, Kabupaten Sumedang juga memiliki banyak objek wisata yang sayang untuk dilewatkan. Karena memiliki sejuta pesona dan panorama alam yang menakjubkan dan masih banyak yang tersembunyi, sehingga masih banyak orang tak mengetahuinya.
Objek wisata yang ada di Kabupaten Sumedang diantaranya, Kampung Toga, Curug Cinulang, Museum Prabu Geusan Ulun, Wisata Air Gajah Depa, Taman Hutan Raya Gunung Kunci, Taman Endog, Bumi Perkemahan Kiara Payung, Menara Loji Jatinangor, Puncak Damar, Curug Buhud, Alun-Alun Sumedang dan masih banyak lagi.
Itulah tadi Rangkuman Dari beberapa sumber, tentang Sejarah Kabupaten Sumedang.
Kontributor : Raditya Hermansyah