SuaraJabar.id - Pengamat Politik dan Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Bidang Keamanan Dalam negeri Prof Muradi menyoroti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang belum juga secara terbuka atau berani menyatakan masuk partai politik.
Padahal kata Muradi, ituasi politik nasional akan mulai ramai di pertengahan tahun 2022.
Sehingga kata dia, Ridwan Kamil perlu menyatakan sikap akan maju di Pilpres 2024 atau berani menyatakan masuk partai politik sebelum pertengahan 2022.
"Sekitar Juli September 2022 mulai menghangat prediksi saya," papar Prof Muradi usai diskusi Outlook Politik Indonesia tahun 2022 di Bandung, Senin (27/12/21).
Baca Juga:Tuntut Ridwan Kamil Revisi SK UMK, Buruh Bakal Kembali Geruduk Gedung Sate
Terkait langkah Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Prof Muradi menilai jika Ridwan tidak gerak cepat memutuskan masuk partai, maka grade-nya akan turun.
"Grade turun dari capres ke cawapres. Saya prediksi akan menguat sekitar September 2022. Karena RK jabatannya habis September 2023. Sehingga proses politik sudah mulai 9 bulan ke belakang atau sebelumnya," ungkap Muradi.
Maka point-nya 2022 ini, kata Muradi, harus memutuskan apakah RK maju atau kembali ke Jabar.
"Dugaan saya RK ini akan maju di Jakarta. Jakarta itu punya karakter RK banget. Administrasi pemerintahan yang baik, ini buat jumping dulu atau 2029 nanti majunya," papar Prof Muradi.
Di Jabar sendiri RK, menurutnya dipastikan RK tidak akan maju kembali.
"Jadi. nanti paling tidak pertengahan 2022, RK akan memutuskan maju apa berhenti," kata dia.
Baca Juga:Elektabilitas Survei Tak Jamin Ganjar, Anies, RK jadi Presiden 2024, Faktornya karena Ini
Karena itu Muradi menilai langkah Ridwan Kamil di Pilpres, tergantung keputusan RK masuk partai.
"RK ini apakah mau melakukan negoisasi dengan partai, yang notabene bukan kader. Ini kelemahannya bukan kader partai, akan dicurigai internal partai, Ridwan Kamil harus dari hari ini memutuskan apakah akan masuk partai atau tidak," beber Muradi.