Satu Dusun di Bandung Barat Diteror Ribuan Lalat Hijau, Warga Minta Pemerintah Turun Tangan

"Paling parah polusi udara bau sampah. Kalau musim kemarau, tatkala angin besar, baunya sangat menyengat," ucap seorang warga.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 06 Februari 2022 | 16:35 WIB
Satu Dusun di Bandung Barat Diteror Ribuan Lalat Hijau, Warga Minta Pemerintah Turun Tangan
Lalat hijau serbu satu dusun di Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. [Ayobandung.com/Restu Nugraha]

SuaraJabar.id - Ribuan lalat hijau menyerang pemukiman warga di Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

Ribuan lalat yang diduga berasal dari TPA Sarimukti itu tak hanya hinggap di lantai dan dinding rumah, tapi juga mengerubuti setiap makanan tatkala disajikan.

Kepala Desa Kertamukti Sunaryo mengatakan, lalat hijau tersebut menyerang satu dusun yakni dusun 4 Desa Kertamukti. Di dusun tersebut terdapat sekitar 5 RW dengan jumlah 500 kepala keluarga (KK).

Menurutnya, kehadiran lalat tersebut telah berlangsung lama sejak adanya TPA Sarimukti. Namun, baru-baru lalat dinilai makin banyak karena musim hujan.

Baca Juga:Polisi Kembali Berlakukan Sistem Ganjil Genap di Kawasan Wisata Lembang Bandung Barat

"Serangan lalat hijau makin banyak, meski jauh dari TPA Sarimukti, tapi kita juga kena imbasnya. Ini memang sudah lama, tapi sekarang makin parah, mungkin karena musim hujan," jelas Sunaryo saat ditemui, Minggu (6/2/2022).

Menurutnya, sejumlah warga telah melakukan berbagai cara untuk mengusir lalat. Mulai dari cara tradisional dengan cara menggantung plastik bening berisi air, hingga semprotan anti serangga. Namun, binatang itu tetap datang kembali.

"Banyak cara sudah dilakukan warga. Tetapi tetap saja datang lagi, datang lagi," tambahnya.

Sunaryo menjelaskan selain kerap diserang lalat hijau. Warga satu dusun di desanya juga sering kena imbas polusi udara dari TPA Sarimukti. Kondisi itu dirasakan apabila musim kemarau tatkala angin besar sering berhembus.

"Paling parah polusi udara bau sampah. Kalau musim kemarau, tatkala angin besar, baunya sangat menyengat," ungkap Sunaryo.

Baca Juga:Acara Reuni dan Pesta Miras Mahasiswa di Bandung Barat Dibubarkan Satpol PP

Dengan kondisi itu, Sunaryo berharap pemerintah turun tangan segera mengantisipasi. Selain itu ia mewacanakan perluasan penyaluran dana konvensi dampak negatif (KDN) TPA Sarimukti, yang selama ini hanya di berikan kepada masyarakat 3 desa yakni Desa Rajamandala Kulon, Mandalasari, dan Sarimukti.

"Kalau bisa dana KDN itu tak hanya tiga desa. Tapi desa kami juga bisa dapat. Karena dampak negatif bau dan serangan lalat (lalat hijau) TPA Sarimukti sama-sama dirasakan warga kami," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini