Ziarah ke Makam Sembah Wirasuta, Leluhur Cimahi yang Diyakini Ada Sebelum Jalan Raya Pos Dibangun Daendels

"Bisa jadi Cimahi ini sebetulnya berawal dari Cipageran. Padahal kita tahu nilai sejarahnya sangat kental," ujar Ketua Komunitas Tjimahi Heritage.

Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 06 Maret 2022 | 16:16 WIB
Ziarah ke Makam Sembah Wirasuta, Leluhur Cimahi yang Diyakini Ada Sebelum Jalan Raya Pos Dibangun Daendels
Makam Sembah Dalem Wirasuta Widjaya dan istrinya di TPU Muslim Cipageran, Kota Cimahi. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraJabar.id - Di Kota Cimahi, tepatnya di Kelurahan Cipageran terdapat sebuah makam pasangan suami istri yang kerap dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.

Lokasinya percisnya berada di TPU Muslim Cipageran, Jalan Kolonel Masturi. Di sana terdapat makam seorang tokoh Sunda yang disebut sebagai leluhur kabuyutan Cipageran.

Tokoh tersebut adalah makam Sembah Dalem Wirasuta Widjaya bersama istrinya Eyang Fatimah Sariwangi. Makam keduanya cukup mudah dijumpai sebah sudah dibuatkan prasasti.

Suasana sejuk menyambut para peziarah yang datang ke TPU Muslim Cipageran di Jalan Kolonel Masturi. Lokasinya percis berada di seberang pemakaman nonmuslim yang dikenal dengan nama Santiong.

Baca Juga:Asal Usul Gelar Andi Bagi Masyarakat di Sulawesi Selatan, Pakar Sejarah Sebut Pemberian Belanda

Memasuki gapura TPU Muslim, kiri dan kanan sudah dipenuhi oleh batu nisan yang menandakan sebuah pusara. Tumbuhnya pepohonan besar membuat kawasan pemakaman tersebut begitu sejuk.

Tak jauh dari gapura utama, terlihat dua buah gapura besar dan tinggi. Di sanalah makam Sembah Dalem Wirasuta Wijaya bersama istrinya. Tepatnya di dalam sebuah bangunan khusus yang dijaga seorang perempuan lanjut usia bernama Ikah (67).

"Iya nenek yang jaga di sini," ucapnya belum lama ini kepada Suara.com.

Ia dipercaya sebagai penerus untuk menjadi penjaga malam tersebut sejak tahun 2009. Namun, Nenek Ikah tidak tahu percis sejak kapan makam tersebut berada di Cipageran.

Nenek Ikah hanya tahu bahwa Sembah Dalem Wirasuta Widjaya merupakan wali yang menyebarkan agama Islam di Cimahi.

Baca Juga:TPP Belum Cair, ASN Gigit Jari dan Ketar-ketir Cari Tambahan untuk Bayar Cicilan Rumah

"Kalau sejarahnya nenek tidak tahu, soalnya tidak dijelaskan sama pendahulu. Katanya ini seorang wali," sebut Nenek Ikah.

Keberadaan makam Sembah Dalem Wirasuta, terang dia, sudah dikenal ke berbagai daerah. Sebab, peziarah yang datang untuk mendoakan hingga meminta keberkahan datang dari berbagai daerah seperti Bogor, Depok dan daerah lainnya.

"Biasanya rame itu pas mah puasa atau setelah lebaran. Pada datang ke sini," tuturnya.

Belum Ada Catatan Pasti Perjalanan Eyang Sembah Dalem Wirasuta

Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Mahmud Mubarok mengatakan, sejauh ini dirinya belum mendapatkan literatur seputar perjalanan Sembah Dalem Wirasuta Widjaya. Termasuk asal-usulnya.

Hanya saja berdasarkan cerita warga, sosok tersebut memang merupakan tokoh Sunda dan leluhur kabuyutan Cipageran. Sembah Dalem Wirasuta yang dulunya menjadi pelopor adanya daerah Cipageran.

"Cuma warga di sekitaran makam, diyakini sebagai pembuka perkampungan. Beliau yang pertama yang membuat perkampungan itu," ujar Macmud.

Kemudian, Machmud juga belum menemukan catatan kapan Sembah Dalem Wirasuta Wijaya lahir dan wafatnya kapan. Terlebih lagi dalam pusaranya tidak terdapat keterangan yang menandakan kelahiran dan wafatnya.

"Tapi jika melihat dari sisi, makam seputaran Wirasuta, kita melihat ada nisan termasuk tua tapi itu sepertinya tahun 1600-1700-an kalau lihat dari bentuk kuburan yang tua di sana," terang Machmud.

Hanya yang ia tahu, sosok Sembah Dalem Wirasuta Widjaya semasa hidupnya merupakan penyebar agama Islam. Hanya saja Machmud tak tahu percis apakah hanya di sekitaran Cipageran atau sampai ke luar daerah.

Lebih lanjut, Machmud mengatakan, Cipageran juga bisa jadi merupakan cikal bakal lahirnya Cimahi sebagai bagian dari distrik Cilokotot pada masa penjajahan Belanda dulu.

Sebab dipercaya jika kehadiran Embah Wirasuta di daerah tersebut lebih dulu ketimbang pembangunan Jalan Anyer-Panarukan oleh Gubernur Hindia-Belanda Herman Willems Daendels pada 1811.

"Bisa jadi Cimahi ini sebetulnya berawal dari Cipageran. Padahal kita tahu nilai sejarahnya sangat kental," terangnya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini