"Cuma warga di sekitaran makam, diyakini sebagai pembuka perkampungan. Beliau yang pertama yang membuat perkampungan itu," ujar Macmud.
Kemudian, Machmud juga belum menemukan catatan kapan Sembah Dalem Wirasuta Wijaya lahir dan wafatnya kapan. Terlebih lagi dalam pusaranya tidak terdapat keterangan yang menandakan kelahiran dan wafatnya.
"Tapi jika melihat dari sisi, makam seputaran Wirasuta, kita melihat ada nisan termasuk tua tapi itu sepertinya tahun 1600-1700-an kalau lihat dari bentuk kuburan yang tua di sana," terang Machmud.
Hanya yang ia tahu, sosok Sembah Dalem Wirasuta Widjaya semasa hidupnya merupakan penyebar agama Islam. Hanya saja Machmud tak tahu percis apakah hanya di sekitaran Cipageran atau sampai ke luar daerah.
Baca Juga:Asal Usul Gelar Andi Bagi Masyarakat di Sulawesi Selatan, Pakar Sejarah Sebut Pemberian Belanda
Lebih lanjut, Machmud mengatakan, Cipageran juga bisa jadi merupakan cikal bakal lahirnya Cimahi sebagai bagian dari distrik Cilokotot pada masa penjajahan Belanda dulu.
Sebab dipercaya jika kehadiran Embah Wirasuta di daerah tersebut lebih dulu ketimbang pembangunan Jalan Anyer-Panarukan oleh Gubernur Hindia-Belanda Herman Willems Daendels pada 1811.
"Bisa jadi Cimahi ini sebetulnya berawal dari Cipageran. Padahal kita tahu nilai sejarahnya sangat kental," terangnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Baca Juga:TPP Belum Cair, ASN Gigit Jari dan Ketar-ketir Cari Tambahan untuk Bayar Cicilan Rumah