SuaraJabar.id - Wasit berlisensi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) pertama di tanah air asal Sukabumi, Kosasih Kartadiredja menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (23/3/2022).
Wasit yang pernah memimpin banyak pertandingan internasional tersebut dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum atau TPU Ciandam pada Kamis (24/3/2022) sekira pukul 10.00 WIB.
Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah pada Kamis (24/3/2022) pagi mendatangi rumah duka. Irman pun menceritakan sepak terjang almarhum Kosasih semasa aktif menjadi pengadil di lapangan hijau.
"Penghormatan terakhir untuk Pak Kosasih. Jasanya sangat besar bagi bangsa dan negara," kata Irman.
Irman menuturkan, Kosasih merupakan warga asli Kota Sukabumi, tepatnya di Gang Purwa, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang.
![Wasit berlisensi FIFA asala Sukabumi, Kosasih Kartadiredja. [Sukabumiupdate.com/Yayasan Dapuran Kipahare]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/24/56853-kosasih-kartadiredja.jpg)
Pria kelahiran 13 Agustus 1934 ini memulai karier sebagai pesepak bola bersama klub Pertiwi, kemudian bergabung Young Man Association atau YMA, dan Sinar Harapan, berposisi gelandang. Hingga pada 1960 (sumber lain menyebut 1955), dia memperkuat Perssi Kota Sukabumi.
Kegiatan Kosasih selain bermain sepak bola adalah menjadi wasit. Pembantu Komda PSSI Jawa Barat, Kesheshian, kemudian menawari Kosasih menjadi wasit dan mengikuti kursus wasit C3 di Sukabumi serta memimpin berbagai turnamen.
Dia selanjutnya mengikuti kursus C2 tingkat Jawa Barat dan memimpin pertandingan perserikatan Jabar.
Pada 1965, Irman mengungkapkan karier Kosasih semakin cemerlang karena menjadi wasit C1 (nasional) setelah mengikuti kursus wasit PSSI dan memimpin pertandingan perserikatan tingkat nasional di seluruh Indonesia.
Baca Juga:Van Gaal Boleh Pimpin Belanda Hadapi Denmark Meski Positif Covid-19, Kok Bisa?
"Kosasih dikenal tegas meski pemain saat itu galak. Dia berani mengeluarkan kartu merah untuk pemain sekelas Rusdi Balawan dari Persebaya dan Simson Rumapasal dari Persija sehingga dia dijuluki budak leutik paling berani," kata Irman yang juga Ketua Yayasan Dapuran Kipahare.
- 1
- 2