Sejarah Stasiun Padalarang yang Jadi Feeder Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Pernah Dibom Tentara Jepang

Stasiun Padalarang yang jadi feeder kereta cepat Jakarta-Bandung pernah dibom oleh tentara Jepang.

Galih Prasetyo
Jum'at, 23 Juni 2023 | 19:31 WIB
Sejarah Stasiun Padalarang yang Jadi Feeder Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Pernah Dibom Tentara Jepang
Sejarah Stasiun Padalarang yang Jadi Feeder Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Pernah Dibom Tentara Jepang (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Stasiun Padalarang di Kabupaten Bandung Barat (KBB) jadi lokasi Stasion Hub Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Stasion hub sepur cepat itu saat ini masih dalam proses pembangunan.

Meski belum rampung, namun kereta cepat dari Jakarta ke Bandung sudah melintas dan berhenti di Stasiun Hub Padalarang.

Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sudah menjajal dan meninjau stasiun tersebut pada Kamis (22/6/2023).

Sebelum fungsinya ditambah dengan keberadaan Hub KCJB, Stasiun Padalarang ternyata menjadi salah satu jejak pembangunan kolonialisme Belanda di Indonesia yang dibuka berbarengan dengan beroperasinya jalur kereta api Cianjur-Padalarang-Bandung.

Baca Juga:Hore! Ridwan Kamil Sebut Kereta Cepat Jakarta Bandung Bakal Gratis 3 Bulan

Dulunya Stasiun Padalarang hanyalah sebuah halte yang masuk ke dalam pembangunan seksi Cisokan-Padalarang sepanjang 3,5 kilometer. Pembangunan jalur sepur yang digarap Staatssporwegen (SS) yang kali pertama membangun jalur kereta api di wilayah Priangan.

Sejarah Stasiun Padalarang yang Jadi Feeder Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Pernah Dibom Tentara Jepang (Suara.com/Ferry Bangkit)
Sejarah Stasiun Padalarang yang Jadi Feeder Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Pernah Dibom Tentara Jepang (Suara.com/Ferry Bangkit)

"Pada awalnya stasiun ini menjadi titik persinggahan kereta api Jakarta - Bandung via Bogor -Sukabumi - Cianjur. Dibuka untuk umum itu 17 Mei 1884 yang bersamaan dengan peresmian jalur kereta api dari Cianjur - Bandung," kata Pamong Budaya Ahli Muda Subkoordinator Sejarah dan Cagar Budaya pada Dinas Parwisisata dan Kebudayaan KBB Asep Diki saat dihubungi pada Jumat (23/6/2023.

Tujuan dari pembangunan jalur kereta api Bogor-Bandung oleh perusahaan milik Pemerintah Hindia-Belanda itu berkaitan dengan faktor ekonomi dimana ketika itu keberadaan kereta api digunakan untuk memperlancar pengangkutan komoditas ekspor perkebunan dari pedalaman Priangan untuk diangkut melalui pelabuhan di Batavia (Jakarta).

Sedang dari sudut militer digunakan sebagai sarana pertahanan. Mengingat wilayah Priangan merupakan daerah pedalaman dan pegunungan yang strategis untuk dijadikan banteng pertahanan.

Pada awal beroperasi, terdapat enam kali perjalanan kereta api. Yakni sekali perjalanan Bogor- Bandung (PP), satu kali dari Bogor ke Cianjur (PP) dan sekali antara Cianjur-Bandung (PP).

Baca Juga:Serba-Serbi Kereta Cepat Jakarta Bandung: Jadwal Operasional, Top Speed, Lokasi Stasiun dan Harga Tiket

Melansir dari heritage.kai.id, stasiun baru yang dibangun sekitar tahun 1902 ini menggantikan peran Halte Padalarang yang berbarengan dengan proyek jalur kereta api Karawang - Padalarang.

Bukan tanpa alasan, Stasiun Padalarang menjadi perpotongan jalur kereta api dari Jakarta dan Bogor untuk menuju Bandung atau sebaliknya.

"Kemudian semenjak pengoperasian jalur baru Cikampek - Padalarang tahun 1906, Stasiun Padalarang mulai melayani kereta api dari Purwakarta," ujar Asep Diki.

Kemudian, ungkap Asep Diki, saat Jepang melakukan invasi terhadap Pemerintahan Hindia-Belanda pada Maret 1942, jalur di Stasiun Padalarang pernah dibom Jepang sehingga tidak bisa dilewati kereta api.

Selepas kemerdekaan Indonesia tahun 1945, perkeretaapian di Jawa dan Sumatera diambil alih oleh bangsa Indonesia. Selanjutnya dibentuklah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), cikal bakal PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Tahun 1954 Djawatan Kereta Api Indonesia (DKA) melalui Surat Keputusan DDKA Nomor 20493/BB/54 tanggal 16 Maret 1954 mengeluarkan peraturan mengenai kelas stasiun, yang dibagi menjadi beberapa kategori yakni Stasiun Besar, Kelas I, Kelas II, Kelas III A/B, Kelas III C, Kelas IV dan Kelas V. Stasiun Padalarang masuk kategori stasiun Kelas 1.

Stasiun Padalarang masuk wilayah pengawasan Daerah Operadi II Bandung yang memiliki lima jalur yang sudah menggunakan persilangan elektrik sejak tahun 1990. Kini di sebelah utara tengah dibangun Stasiun Hub Kereta Cepat Jakarta - Bandung.

Stasiun Padalarang nantinya akan berfungsi sebagai feeder atau pengumpan untuk mentrasfer penumpang daru kereta api biasa ke kereta api cepat ataupun sebaliknya. "Stasiun Padalarang sudah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya melalui SK Bupati," ucap Asep Diki.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini