Kepala Desa Singajaya, Chozin Kurnia mengatakan, pemerintah desa mencatat jumlah pengrajin di wilayahnya tersebar di RW 04, 05, 06, 08 dan 11. Totalnya ada sekitar 1.000 warga yang setiap harinya membuat layang-layang.
"Jumlah perajin yang kami catat ada sekitar 900 sampai 1000 orang. Para perajin layang-layang tersebar di 5 RW," ujat Chozin.
Dari perajin itu, masyarakat dikenalkan bagaimana cara meraut bambu dan menimbang dengan benang. Hingga akhirnya satu per satu masyarakat mendapatkan keuntungan dari menjual layang-layang hasil karya mereka.
"Orangtua-orangtua kami mengajarkan cara membuatnya. Bahkan sampai sekarang, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah sudah bisa cari uang dengan membuat layangan.," imbuh Chozin.
Seiring perjalanan waktu, pemilik modal datang dan menyediakan bahan baku mulai dari bambu, benang, sampai kertas yang sudah disiapkan dari pabrik. Para perajin yang tak punya kuasa atas pasar akhirnya tunduk di bawah sistem pengepul.
"Jadi mereka gak boleh jual ke siapa-siapa lagi karena bahan baku dan upah yang sebenarnya gak seberapa sudah dalam kontrol pengepul," ucapnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki