Potret Gubuk Derita Warga Kampung Pemulung di TPA Sarimukti, Sebulan Tanpa Penghasilan

"Hampur satu bulan enggak ada penghasilan karena enggak mulung sampah. Kan ditutup karena kebakaran," ujar Yusuf

Galih Prasetyo
Kamis, 07 September 2023 | 15:22 WIB
Potret Gubuk Derita Warga Kampung Pemulung di TPA Sarimukti, Sebulan Tanpa Penghasilan
Potret Gubuk Derita Warga Kampung Pemulung di TPA Sarimukti, 1 Bulan Tanpa Penghasilan (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Pilu dirasakan warga Kampung Ciherang, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sudah hampir sebulan mereka kehilangan mata pencaharian karena TPA Sarimukti tak kunjung lekas sembuh.

Tempat pembuangan akhir sampah dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan KBB kini masih dikepung bara api dan asap usai sampahnya terbakar sejak 19 Agustus lalu.

Akibatnya, para pemulung yang menjadikan TPA Sarimukti sebagai ladang rezeki kini harus mengganggur.

Namun mereka tetap bertahan di sebuah kampung yang disebut dengan "Kampung Pemulung". Para pemulung yang berasal dari berbagai daerah seperti Kabupaten Bandung, Garut, Cianjur, Sukabumi hingga Banten itu memilih tidak pulang kampung.

Baca Juga:Dua Pekan TPA Sarimukti Kebakaran, Warga di Cimahi Kucing-kucingan Buang Sampah Sembarangan

"Hampur satu bulan enggak ada penghasilan karena enggak mulung sampah. Kan ditutup karena kebakaran," ujar Yusuf (63), salah seorang pemulung asal Majalaya, Kabupaten Bandung, belum lama ini.

Breaking News! Kebakaran Gunungan Sampah TPA Sarimukti Masih Terjadi Sampai Hari Ini (Suara.com/Ferry Bangkit)
Breaking News! Kebakaran Gunungan Sampah TPA Sarimukti Masih Terjadi Sampai Hari Ini (Suara.com/Ferry Bangkit)

Lokasi "Kampung Pemulung" berada di perkebunan yang tak jauh dari TPA Sarimukti dan bisa terlihat dari jalan utama yang mulai berdiri sejak 8 bulan lalu.

Awalnya mereka singgah di dalam TPA Sarimukti, namun terpaksa harus diungsikan karena zonanya digunakan untuk pembuangan sampah.

Di sana terdapat sekitar 65 hunian berbentuk gubuk yang jauh dari kata laik. Gubuk-gubuk beralaskan bambu, beratapkan terpal hingga bekas tikar serta berdinding triplek dihuni sekitar 273 jiwa.

Ada juga yang memilih memboyong keluarganya untuk hidup di "Kampung Pemulung". Rata-rata gubuk yang mereka huni berukuran 2x3 hingga 4x5. Mereka tetap tersenyum ditengah pilu yang dirasakan karena kehilangan mata pencaharian.

Baca Juga:Total Kerugian Akibat Kebakaran TPA Sarimukti

"Kalau saya sendiri. Keluarga mah ada Majalaya, Kabupaten Bandung. Gubuk deritanaya berukuran 2x3, asal cukup buat solat sama tidur," tutur Yusuf.

Memungut Sampah Sejak Tahun 2007

Yusuf bisa dibilang salah satu sesepuh di "Kampung Pemulung". Sebab dirinya sudah sejak tahun 2007 menjadikan TPA Sarimukti sebagai ladang mencari rezeki.

Hampir setiap hari ia berada di TPA Sarimukti, menunggu truk pengangkut sampah yang masuk hingga memilahnya

Sampah-sampah itu Yusuf dan para pemulung lainnya dikumpulkan lalu dijual kepada pengepul. Dari sampah-sampah itulah ia bisa menghidupi ketiga anak dan istrinya di kampung halaman meskipun kini penghasilannya terus merosot.

Potret Gubuk Derita Warga Kampung Pemulung di TPA Sarimukti, 1 Bulan Tanpa Penghasilan (Suara.com/Ferry Bangkit)
Potret Gubuk Derita Warga Kampung Pemulung di TPA Sarimukti, 1 Bulan Tanpa Penghasilan (Suara.com/Ferry Bangkit)

Pria yang menghuni gubung kecil bertuliskan "Gubuk Derita" itu kini rata-rata hanya bisa mengumpulkan sekitar 70 kilogram sampah plastik. Jika dirupiahkan, Yusuf hanya mendapat sekitar Rp50 ribu dalam sehari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini