Telapak Tangan Basah Bikin Minder? Jangan Pasrah, Ini 5 Solusi Hiperhidrosis dari Dokter Ahli

Jadi, apa saja senjata yang bisa kamu gunakan untuk melawan keringat berlebih? Berikut adalah 5 cara mengatasi hiperhidrosis, dari level awal hingga solusi tuntas.

Andi Ahmad S
Selasa, 16 September 2025 | 16:23 WIB
Telapak Tangan Basah Bikin Minder? Jangan Pasrah, Ini 5 Solusi Hiperhidrosis dari Dokter Ahli
Ilustrasi tangan basah (Freepik)

Cara Kerja Botox akan memblokir sinyal kimia dari saraf yang merangsang kelenjar keringat. Hasilnya, area yang disuntik akan menjadi jauh lebih kering.

Cocok Untuk Hiperhidrosis parah di ketiak. Efeknya bisa bertahan 6-12 bulan sebelum perlu diulang.

4. Obat-obatan Oral (Dari Dalam Tubuh)

Untuk kasus di mana keringat berlebih terjadi di banyak bagian tubuh (generalisata), dokter mungkin akan meresepkan obat minum.

Baca Juga:Keringat Berlebih di Telapak Tangan? dr. Stella Aprilia Bocorkan Cara Jitu Mengatasinya

Cara Kerja Obat jenis antikolinergik ini bekerja secara sistemik (di seluruh tubuh) untuk mengurangi aktivitas kelenjar keringat secara umum.

Penting Penggunaan obat ini harus di bawah pengawasan ketat dokter karena memiliki potensi efek samping seperti mulut kering atau mata kabur.

5. Operasi ETS (Solusi Permanen, Opsi Terakhir)

Jika semua cara di atas gagal memberikan hasil yang memuaskan, Simpatektomi Torakoskopik Endoskopi (ETS) bisa menjadi solusi pamungkas. Ini adalah prosedur bedah minimal invasif yang menargetkan langsung sumber masalahnya.

Cara Kerja Dokter bedah akan membuat sayatan kecil untuk memotong atau menjepit simpul saraf simpatik di rongga dada yang mengirim sinyal keringat berlebih ke tangan atau wajah.

Baca Juga:Dedi Mulyadi 'Naksir' RSUD Kota Bogor, Dedie Rachim Beri Lampu Hijau Bersyarat

Hasil Sangat efektif dan permanen. Pasien sering melaporkan tangan mereka langsung kering sesaat setelah operasi selesai.

Risiko Ada potensi efek samping berupa keringat kompensasi, di mana keringat berlebih pindah ke area lain seperti punggung atau perut. Namun, menurut dr. Stella yang berusia 34 tahun ini, bagi banyak pasien, efek ini masih lebih bisa diterima daripada masalah awal mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak