Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Sabtu, 30 November 2019 | 18:38 WIB
Pemakaman maestro lukis dan penyair Indonesia, Jeihan Sukmantoro, di area Pendopo Studio Jeihan Sukmantoro, Jalan Padasuka, Kota Bandung, Sabtu (30/11/2019). [Ayobandung.com/Faqih Rohman]

Tak mungkin dipungkiri bahwa realitas manusia bermata hitam telah menjadi bagian dari visi masa depan Jeihan melalui kepekaan estetikanya.

“Jika ditanya ‘Mata Hitam’ itu ada dua jawaban, filosofis dan futuristik. Kenapa filosofis karena sesungguhnya kita, manusia tengah berada dalam kegelapan misteri. Kita hidup dalam perjalanan dan kegelapan misteri. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Apakah kita akan tahu beberapa menit dari sekarang dengan apa yang akan terjadi pada kita, atau besok? Kita juga tidak tahu,” ungkap Jeihan beberapa waktu lalu.

Sementara mata hitam Jeihan pun seirama pula dengan konsep lubang hitam (black hole). Lubang hitam adalah tempat di mana gravitasi begitu kuat sehingga memerangkap cahaya dan mendistorsi ruang dan waktu.

Lubang hitam yang biasanya berada pada ruang angkasa saat itu hanya dapat dideteksi lewat emisi terakhir yang dikeluarkan ketika terdapat benda jatuh ke dalamnya.

Baca Juga: Maestro Lukis Indonesia Jeihan Sukmantoro Tutup Usia

Dengan mata hitam, personifikasi figur yang dilukisnya pun tidak lagi menyimpan artikulasi yang sama dengan model (figur) aslinya. Jeihan dengan mata hitamnya telah melakukan mistifikasi layaknya lubang hitam di alam semesta.

Namun, Mata hitam Jeihan rupanya berpuncak pada lukisan ‘Nur’ (2014). Lukisan ini sama sekali tidak melukiskan figur seperti lainnya. Lukisan ini hanya berupa untaian kata, kaligrafi yang terdiri atas huruf Arab: nun, wawu, dan ro berwarna putih.

Huruf itu dilatari warna gelap pada seluruh bidang kanvas. Kata atau huruf itu diletakkan pada bagian atas.

“Cara penggambaran saya juga karena secara intusi saya menganggap hidup ini penuh penderitaan. Maka agama diturunkan untuk menghibur kita. Apakah kita sadar bahwa kita ini hidup di neraka? hidup masih seperti hewan, atau terkadang juga ada kecenderungan memang seperti hewan," tutur Jeihan.

Oleh karenanya bagi Jeihan lukisan ‘Nur’ pun tak ayalnya membahas tentang esensi dunia mata hitam jeihan secara lebih dalam.

Baca Juga: Maestro Lukis Srihadi Hadiahkan Karya kepada Jokowi

Sebab bagi Jeihan tanpa Nur atau cahaya, segala hal tak mungkin terlihat dan terjabarkan. Melalui karya-karya mata hitam, Jeihan seolah memyampaikan sikap untuk selalu berimajinasi tentang banyak hal yang tak mungkin digapai oleh mata terbuka dan jangkauan fisik manusia semata.

Load More