"Pelakunya berinisial A yang merupakan kakak kelas, D alumni sekolah dan P orang dari luar. Korban tidak berani melawan dengan alasan banyak teman-teman pelaku di sekitar lokasi. Saat ini kasusnya masih kami tangani untuk pengembangannya," ungkapnya.
Beruntungya, teman laki-laki GL datang ke lokasi hingga aksi persekusi itu berhenti. Para pelaku persekusi kemudian pergi.
"Sebelum pelaku pergi, dia (pelaku) sempat memberikan ancaman kepada korban dan teman laki-lakinya untuk tidak melaporkan kejadian ini kepada siapa pun (orang tua dan guru)," imbuhnya.
Selama beberapa hari, GL dikuntit oleh beberapa kakak kelasnya. Hingga pada Jumat (16/8/2019), GL memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah.
Baca Juga:Poster Unik Warga Papua saat Aksi untuk Lawan Persekusi dan Rasisme
"Ancaman itu terus datang, korban takut karena fisiknya sudah banyak yang sakit. Dia takut kejadian serupa kembali terjadi," tuturnya.
Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah