Gubernur Ridwan Kamil Ungkap Dua Klaster Baru di Jabar

Gubernur Ridwan Kamil meminta daerah untuk meningkatkan sistem pelacakan. Sebab kunci penanganan Covid-19 adalah pelacakan, pengetesan dan isolasi.

Chandra Iswinarno
Selasa, 07 Juli 2020 | 21:30 WIB
Gubernur Ridwan Kamil Ungkap Dua Klaster Baru di Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau pelaksanaan tes swab PCR pemain Persib di graha Persib, Jalan Sulanjana, Bandung, Jumat (3/7/2020). [Suara.com/Aminuddin]

SuaraJabar.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) saat ini sedang menangani dua klaster baru yang muncul di wilayah tersebut. Keduanya berada di klaster industri dan klaster institusi pendidikan kenegaraan di Bandung Raya.

Gubernur Jabar, yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, Ridwan Kamil menyebut, pihaknya telah melacak secara masif, dengan hasil yang cukup menggembirakan.

Untuk klaster industri diketahui ternyata penularan mayoritas terjadi di tempat kos karyawan yang bekerja pada beberapa pabrik.

"Kita sudah lakukan tracing yang sangat masif karena ternyata dia ngekosnya berkumpul dengan karyawan dari pabrik lain. Tapi alhamdulillah sudah terkendali dari sisi penyebaran tidak terjadi penambahan yang masif," kata Emil sapaan Ridwan Kamil dalam keterangan resminya, Selasa (7/7/20).

Baca Juga:TKI Selamat dari Hukuman Mati, Ridwan Kamil: Welcome Home Ibu Etty

Sementara untuk klaster institusi pendidikan kenegaraan, Emil tak menyebut nama institusi maupun lokasinya. Namun pelacakan sudah dilakukan, bahkan akan sampai pada uji usap (PCR) anggota keluarga yang bersangkutan.

"Tidak satu (institusi) tapi ada beberapa. Itu juga sudah ditracing dan hari ini sampai minggu depan kita akan lakukan testing PCR kepada keluarganya," ujarnya.

Emil menginstruksikan seluruh kabupaten/kota rutin melaporkan data kasus secara cepat dan transparan karena keputusan GTPP harus selalu berdasarkan data.

"Jadi kalau data daerah belum lengkap cara kita merespons juga kurang optimal. Karena data Jabar ini akumulasi 27 daerah maka saya minta daerah melaporkan data secara cepat dan transparan," katanya.

Gubernur juga meminta daerah untuk meningkatkan sistem pelacakan. Sebab kunci penanganan Covid-19 adalah pelacakan, pengetesan dan isolasi.

Baca Juga:Kang Emil Tes Swab Lagi Gegara Kadis Meninggal Corona, Bagaimana Hasilnya?

"Partisipasi menurut WHO adalah kunci dari pengendalian Covid-19 sehingga kesiapan-kesiapan testing di daerah juga harus diperkuat khususnya dengan tes PCR yang targetnya minimal 10 ribu sampai 15 ribu PCR testing per minggu," kata Emil.

Gugus tugas Jabar dan 27 daerah juga akan memperkuat kampanye di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Hal ini mengingat masih banyak masyarakat yang menganggap AKB adalah kehidupan normal seperti sebelum ada Covid-19.

"Jadi dua minggu ke depan edukasi dalam bentuk video, iklan dan lainnya harus ditingkatkan di level kota/kabupaten dan provinsi terkait AKB ini," tuturnya.

Mantan Wali Kota Bandung itu menegaskan bahwa Jabar saat ini masih melaksanakan PSBB yakni PSBB proporsional di Bodebek dan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di kawasan non Bodebek.

GTPP juga telah menambah satu lagi tipe tempat rawan Covid-19 yang harus diwaspadai yaitu asrama. Sebelumnya tempat rawan yang jadi bidikan hanya pasar, tempat wisata dan stasiun/ terminal. Untuk itu, dalam dua minggu mendatang GTPP akan fokus juga melakuan pengetesan di asrama-asrama pendidikan.

"Tempat rawan saya tambahi satu tipe dari yang sebelumnya yaitu pasar, tempat wisata, stasiun/ terminal kini ditambah tempat berasrama yang akan menjadi pusat perhatian kita dalam pengetesan dalam dua minggu kedepan," ungkap Emil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak