SuaraJabar.id - Petugas pemulasaran jenazah positif corona di Tasikmalaya Jawa Barat belum dibayar. Mereka ada di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Mereka pun protes denan menuliskan keluhan tersebut pada baju hazmat yang digunakan ketika sedang mengurus pemakaman jenazah pasien Covid-19.
Dalam baju hazmat mereka, terdapat tulisan-tulisan seperti "KERJA TANPA UPAH", "KAPAN KAMI CAIR", "IRAHA (KAPAN) CAIR INSENTIF?, "PERHATIKAN KAMI", "ENGGAL CAIR HOYONG KAWIN (CEPAT CAIR MAU MENIKAH)".
Tulisan-tulisan itu dibuat sebagai bentu protes lantaran insentif mereka selama menangani jenazah pasien Covid-19 belum juga cair.
Baca Juga:Epidemiolog UI Sebut Penanganan Pandemi Covid-19 Terhambat Birokrasi
Salah satu petugas pemulasaraan jenazah RSUD dr Soekardjo, Yuli Rahman mengatakan, coretan-coretan itu merupakan ungkapan kekecewaan kepada pemerintah.
Sebab, sejak awal mengurus jenazah Covid-19, belum sekalipun insentif mereka cair.
"Sampai sekarang insentifnya belum juga cair. Padahal yang lain sudah, seperti tenaga medis," katanya, Kamis (20/8/2020).
Menurutnya, hanya petugas pemulasaraan dan petugas ambulans yang belum dapat insentif. Sementara petugas lainnya, seperti perawat dan dokter sudah merasakan insentif dari kasus Covid-19 yang ditanganinya.
"Harapannya, cepat cair. Ingatlah dengan kintribusi kita. Sejak awal belum terima insentif seperser pun," ujarnya.
Baca Juga:Kasus Virus Corona di Kolombia Tembus 500.000, Korban Meninggal 16.000
Salah satu petugas lainnya yang enggan disebutkan namanya, tim pemulasaraan jenazah RSUD terdiri dari 10 orang.
- 1
- 2