Jalur ke Lembang Macet? Coba Putar Setir ke Tahura Djuanda

Di Tahura Djuanda juga terdapat dua gua bersejarah. Keduanya yaitu Gua Belanda dan Gua Jepang.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 30 Oktober 2020 | 11:04 WIB
Jalur ke Lembang Macet? Coba Putar Setir ke Tahura Djuanda
Tahura Ir.H.Djuanda Bandung. [ayobandung.com]

SuaraJabar.id - Banyak wisatawan yang berkunjung ke Bandung Raya di libur panjang akhir Oktober ini ingin menikmati sejuknya udara di Kawasan Lembang.

Tak ayal, jalan menuju Lembang macet parah Kamis (30/10/2020) kemarin. Mulai dari jalur utama Jalan Setiabudi, hingga jalur alternatif Punclut, Dago Bengkok dan Kolonel Masturi dipadati kendaraan wisatawan yang akan menuju Lembang.

Sebenarnya tak perlu ke Lembang untuk sekedar menikmati keindahan alam dan sejuknya udara Bandung Utara. Tak terlalu jauh dari pusat Kota Bandung, terdapat Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda.

Anda bisa menjangkau Tahura Djuanda dari Jalan Ir.H. Djuanda. Arahkan kendaraan menuju utara. Selepas Terminal Dago, banyak penunjuk jalan yang akan mengarahkan Anda ke Tahura Djuanda.

Baca Juga:Wisatawan Serbu Gunungkidul, Jalur Utama Jogja-Wonosari Macet Berjam-jam

Sekedar menikmati dingin dan sejuknya udara Bandung Utara sambil menyeruput kopi, bisa dilakukan di kawasan ini. Terdapat beberapa kedai kopi yang menyajikan kopi arabika Jawa Barat di sekitaran pintu masuk.

Jika cuaca cerah, anda juga bisa mengeksplorasi rapatnya vegetasi pepohonan di kawasan ini.

Di Tahura Djuanda juga terdapat dua gua bersejarah. Keduanya yaitu Gua Belanda dan Gua Jepang.

Suarajabar.id sempat berbincang bersama Kepala Badan Layanan Umum Daerah, Unit Pelaksana Teknis Dinas (BLUD-UPTD) Tahura Djuanda Bandung, Lianda Lubis.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya sangat menjaga ketat protokol kesehatan di tempat wisata yang dikelola dengan membatasi warga dari zona merah untuk tidak berwisata ke Tahura.

Baca Juga:Pilu, Selamatkan Anak, Supriadi Berkorban Nyawa di Pantai Cibuaya Sukabumi

Selain itu, bagi wisatawan yang dalam kondisi kurang sehat juga tidak diperkenankan untuk masuk.

“Sampai saat ini, orang Jakarta masih dilarang masuk ke Tahura. Masih hanya untuk yang dari Jabar, kecuali (wisatawan Jakarta) yang sudah dua minggu di sini. Secara umum, wisatawan dari zona merah atau daerah dengan kasus tinggi itu masih dilarang,” ungkapnya melalui sambungan telepon, Kamis (29/10/2020).

“Tahura untuk sementara ini masih untuk warga dari zona yang tidak berbahaya, karena pengunjung lainnya juga kan ingin aman,” imbuhnya.

Tahura menjadi pilihan berlibur yang murah bersama keluarga, karena biaya masuk yang terbilang cukup murah yakni hanya Rp 10.000 ditambah biaya asuransi sebesar Rp 2.000.

Nantinya pengunjung akan mendapat gelang berwarna warni sebagai tanda dengan biaya deposit Rp 3000, nantinya setelah keluar gelang tersebut dikembalikan lalu pengunjung akan mendapat uang deposit tersebut. Selain itu, pihak pengelola juga tidak membatasi usia yang bagi wisatawan yang ingin berkunjung.

Bagi masyarakat yang ingin membawa orang tua untuk berwisata di Tahura, fasilitas seperti kursi roda disiapkan dari pengelola. Selain itu, bagi pengunjung yang membutuhkan tour guide, juga akan disediakan dengan free biaya. Jadi anda tidak perlu khawatir.

Untuk masuk ke area wisata Tahura, pengunjung bisa melakukan pendaftran melalui daring atau bisa langsung datang ke lokasi. Adapun jam operasional dibuka mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB.

Lianda mengungkapkan, para pengunjung tidak perlu khawatir karena para pegawai yang bertugas telah dicek kesehatannya secara. Ia juga mengingatkan kepada wisatawan untuk membawa topi dan payung ketika beriwisata, hal tersebut mengingat kondisi Bandung yang telah memasuki musim penghujan.

Pihaknya juga menghimbau kepada para wisatawan untuk masuk dari pintu resmi. Karena dalam kondisi cuaca seperti saat ini, banyak binatang liar yang juga keluar, yakni ular dan lainnya.

“Sebaiknya masuk dari pintu resmi. Jangan dari pintu yang dari wilayah penduduk segala macam, karena biasanya kalau bukan pintu resmi itu (bahaya) takutnya ketemu ular misalnya,” ungkapnya.

“Kedua, jangan pegang-pegang pohon, daun-daun, karena bisa saja ada serangga, ulat, ular juga. Jangan cungkal congkel pohon atau akar pohon, karena musim hujan juga adalah musim kawinnya ular. Terus jangan kasih makan ke binatang, nanti dikejar binatang. Jangan terlalu pakai wangi-wangian nanti dikejar tawon. Jangan pakai baju yang terlalu terang, karena hewan-hewan suka sesuatu yang mencolok,” imbuhnya.

Meski telah memasuki hari kedua libur panjang, Lianda mengungkapkan pengunjung di Tahura Djuanda belum begitu signifikan. Tercatat penambahan pengunjung hanya baru 10 persen.

Dan kebanyakan wisatawan yang datang dari warga lokal Jawa Barat. Pihaknya juga memprediksi tidak adanya peningkatan pengunjung pada akhir pekan nanti.

“Belum banyak pengunjung, malah kemarin sepi. Kayaknya enggak (banyak peningkatan pengunjung). Terutama karena hujan juga ya. Jadi nambahnya paling sedikit saja pada Jumat dan Sabtu besok,” ungkapnya.

Kontributor : Emi La Palau

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini