Weekend di Rumah Saja, Mimpi Buruk bagi Bisnis Pariwisata Lembang

Weekend di rumah saja mungkin baik untuk menekan penyebaran Covid-19. Namun bagi pelaku pariwisata di Lembang, kebijakan ini jadi mimpi buruk bagi mereka.

Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 06 Februari 2021 | 14:35 WIB
Weekend di Rumah Saja, Mimpi Buruk bagi Bisnis Pariwisata Lembang
Arus lalu lintas di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat terpantau tidak terlalu ramai seperti biasanya pada penerapan weekend di rumah saja, Sabtu (6/2/2021). Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki

SuaraJabar.id - Objek wisata di Kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) semakin terpuruk dengan adanya kebijakan akhir pekan di rumah saja yang diberlakukan di beberapa daerah di Indonesia.

Sebelumnya, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan sejak 11-25 Januari, kemudian dilanjutkan pada 26 Januari sampai 8 Februari membuat para pelaku pariwisata sangat merasakan dampak negatifnya.

Berdasarkan pantauan Suara.com pada Sabtu (6/2/2021), arus lalu lintas menuju kawasan Lembang terlihat lancar. Tidak terlihat adanya penumpukan kendaraan menuju objek wisata. Padahal, objek wisata di Lembang biasanya kerap dipadati wisatawan ketika akhir pekan.

Kondisi sepinya kunjungan ke kawasan wisata Lembang diungkapkan oleh pengelola objek wisata Lembang Park and Zoo. Selama PPKM tahap I dan II pengelola menyebut ada penurunan jumlah kunjungan sampai 70 persen.

Baca Juga:Cerita Dramatis Pedagang Nasi Goreng Sendirian Hadapi Begal di Malam Hari

"Kunjungan turun drastis mungkin turunnya sampai 70 persen. Karena selama sebulan ini kan ada kebijakan PPKM," ungkap Manajer Operasional Lembang Park and Zoo (LPZ) Iwan Susanto.

Kondisi tersebut jelas sangat memukul para pengelola wisata dan membuat pengelola merugi. Lantaran biaya operasional selama pandemi Covid-19 justru meningkat ditambah minimnya pemasukan dari wisatawan.

Padahal, akhir pekan biasanya merupakan kesempatan bagi pelaku sektor pariwisata di kawasan Lembang untuk mendulang penghasilan.

"Jelas ini sangat berat bagi pelaku usaha, dan juga dirasakan oleh pelaku usaha lainnya termasuk di sektor perhotelan. Semoga PPKM tidak diperpanjang lagi karena kalau ada tahap tiga akan lebih parah," terangnya.

Selama PPKM pihaknya tetap beroperasi. Namun angka kedatangan wisatawan sangat menurun drastis. Seperti saat weekday biasanya ada 1.000 pengunjung kini hanya sekitar 300 orang.

Baca Juga:Weekend di Rumah Saja, Bupati KBB Ajak Warga Lakukan Ini

Begitupun ketika weekend yang biasanya wisatawan ramai dengan kunjungan mencapai 2.000, namun hanya 500 pengunjung. Jumlah itu bahkan masih jauh di bawah aturan carrying capacity yang diperbolehkan oleh pemerintah yakni 50% dari daya tampung tempat wisata.

Begitupun dengan perhotelan di kawasan Lembang yang dipastikan akan semakin terjun bebas jika kebijakan akhir pekan di rumah saja. Apalagi selama ini tamu hotel di kawasan wisata tersebut didominasi pengunjung yang ingin menikmati wisata di kawasan Lembang.

"Bisnis hotel akan semakin terjun bebas. Sekarang aja yang gak ada lockdown akhir pekan yang nginep sepi, apalagi kalau diterapkan (weekend di rumah saja)," kata General Manager, Augusta Hotel Lembang, Dian Darmawan.

Selama PPKM, tamu yang datang ke hotel bisa dihitung. Kondisi itu terjadi baik saat weekday ataupun saat weekend, bahkan sudah dirasakan dari semenjak libur Natal dan Tahun Baru.

Adanya kebijakan rapid test-PCR dan rapid test antigen bagi setiap orang yang hendak berpergian lintas daerah juga telah berimbas kepada angka okupansi kamar hotel dan kunjungan ke tempat-tempat wisata. Sebab hal itu akan membebani pengeluran keuangan di masyarakat.

"Bukan hanya soal kesehatan, kondisi ekonomi masyarakat juga sedang 'sakit' makanya banyak orang yang menunda untuk berpergian ke luar daerah, menginap di hotel, wisata, dll, karena biaya yang dikeluarkan semakin besar," terangnya.

Dirinya mengakui, ketika banyak orang yang mengurungkan niatnya melakukan perjalanan luar daerah, berlibur, dan menginap di hotel, tentunya bagus dalam hal menekan penyebaran Covid-19. Namun bagi pelaku usaha perhotelan dan wisata itu kebalikannya, karena roda perekonomian menjadi terhenti. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini