Heroik, Kisah Sebelum Kemunculan Ikan-ikan Lokal di Sungai Citarum

Banyak laporan tentang Sungai Citarum, sebagai sungai terkotor di dunia

Muhammad Yunus
Sabtu, 27 Maret 2021 | 13:27 WIB
Heroik, Kisah Sebelum Kemunculan Ikan-ikan Lokal di Sungai Citarum
Prajurit TNI membersihkan sampah saat revitalisasi sungai Citarum Lama di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (5/2).

Terinspirasi Lao Tse

Doni Monardo menugaskan 20 orang Kolonel, untuk mendata permasalahan dari hulu hingga hilir Citarum, sekaligus meminta masukan dari masyarakat bagaimana solusinya.

Doni Monardo terinspirasi oleh Lao Tse, seorang filsuf Cina yang hidup semasa era Sun Tzu 500 tahun sebelum Masehi.

Salah satu kutipan yang saya ingat adalah: "Temuilah rakyatmu. Hiduplah dan tinggalah bersama mereka. Berkaryalah dengan mereka. Mulailah dari apa yang mereka miliki. Sampai akhirnya mereka akan berkata 'kami telah mengerjakannya’ "

Baca Juga:Doni Monardo Diganjar Gelar Doktor Kehormatan dari IPB

Selaras dengan ciri prajurit Siliwangi yang dekat dengan rakyat. Ada istilah Pastur, atau Tepas Batur.

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kiri) dan Dirut PTPN VIII Bagya Mulyanto (kedua kiri) menanam pohon Manglid di kawasan Hulu Sungai Citarum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/2).
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kiri) dan Dirut PTPN VIII Bagya Mulyanto (kedua kiri) menanam pohon Manglid di kawasan Hulu Sungai Citarum, Kertasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/2).

Istilah ini menjadi modal Doni Monardo untuk menyampaikan kepada prajurit, kalau mau benahi Citarum, maka yang pertama dilakukan adalah mendekati masyarakat. Untuk mengubah perilaku.

Sehingga para prajurit menginap dan tinggal di rumah-rumah penduduk. Kembalikan budaya luhur urang Sunda yang peduli sumber air, sehingga nama sungai diberi awalan Ci, yang berarti air.

Termasuk penghargaan terhadap pohon – pohon besar dengan memberi awalan nama Ki. Seperti Ki Hujan, Ki Gelia, Ki Sereh, Ki Mani’I, dan Ki Tambleg (Baobab).

Air sumber kehidupan, sungai adalah peradaban bangsa. Bagaimana kita bisa dianggap sebagai bangsa yang beradab, ketika mata air kita musnahkan dan sungai kita cemari.

Baca Juga:2.500 Orang Meninggal di Pulau Buru Maluku, Darah Warga Mengandung Merkuri

"Saya juga mendapat kunjungan dan dukungan dari mantan menteri lingkungan hidup dan kehutanan, bapak Sarwono Kusumaatmadja dan Ibu Erna Witoelar, dan juga tokoh nasional bapak Koentoro Mangkusuboroto yang pernah ditugaskan untuk pemulihan Citarum oleh ITB," katanya.

Doni Monardo mengatakan juga menjumpai Menristek Dikti Muhammad Nasir untuk memberikan masukan tentang pentingnya perguruan tinggi di Jabar melakukan KKN di DAS Citarum, sehingga Menristekdikti mencanangkan program KKN tematik di Citarum.

Bertemu Megawati Soekarnoputri, Presiden RI yang kelima, sebelum menerima penghargaan Doktor Honoris Causa di STPDN. Doni Monardo melaporkan tentang pemulihan Citarum. Sungai Citarum yang berasal dari nama pohon Tarum, akan tetapi pohon Tarum sudah tidak ada lagi di sepanjang Sungai Citarum. Sampai akhirnya, Paguyuban Budiasi menemukan pembibitan Pohon Tarum di Banyumas.

"Saya menerima masukan dan arahan dari Ibu Megawati tentang pentingnya pendekatan budaya dalam menyelesaikan masalah lingkungan," katanya.

Berkat kolaborasi para pihak inilah, kualitas air Citarum terus membaik, bahkan laporan media nasional menyebutkan bahwa ikan-ikan lokal yang sempat hilang, mulai muncul di Jatiluhur.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini