Bujuk Produsen Tahu agar Tak Mogok, Pemprov Jabar: Pemerintah tidak Diam Kok

"Secara organisasi Gakoptindo tidak menyarankan libur produksi, kalau dia mogok implikasinya malah akan lebih banyak, kata Eem.

Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 27 Mei 2021 | 14:19 WIB
Bujuk Produsen Tahu agar Tak Mogok, Pemprov Jabar: Pemerintah tidak Diam Kok
ILUSTRASI-Pegawai pabrik tahu di Kampung Kebon Kalapa, Sukaraja, Kabupaten Bogor, berpenampilan necis ala pejabat. [Foto: Ayobogor.com]

SuaraJabar.id - Pemerintah merespon rencana aksi mogok produsen tahu dan tempe di Jawa Barat. Mereka meminta agar rencana aksi mogok produksi tahu dan tempe pada 28-30 Mei 2021 itu batal digelar.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencoba meyakinkan produsen tahu dan tempe bahwa merespon tingginya harga kedelai dan kelangkaan di sejumlah pemasok dengan cara mogok kuranglah tepat.

"Kami akan terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait ancaman mogok dari para produsen tahu dan tempe akibat tingginya harga kedelai dan kelangkaan di sejumlah pemasok," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jawa Barat Eem Sujaemah, di Bandung, Kamis (27/5/2021).

Eem menuturkan sejak Januari 2021 pihaknya bersama Satgas Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat, serta Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) telah menggelar operasi pasar sesuai arahan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan).

Baca Juga:Dituntut 5 Bulan Penjara, Habib Bahar: Alhamdulillah Jaksa Adil

Ia mengatakan operasi pasar dilakukan mengingat harga jual kedelai di pasaran sejak Desember 2020 terus mengalami kenaikan. Namunupaya operasi pasar tidak bisa memenuhi kebutuhan produsen yang terus tinggi, sementara pasokan impor kedelai semakin susut.

Menurut dia, tingginya kebutuhan kedelai dalam negeri tidak bisa diimbangi oleh pasokan dari importir.

"Jadi berdasarkan keterangan Kementerian Perdagangan importir lagi susah, Amerika Serikat sebagai importir lagi banyak permintaan. Kedelai di kita ada, tidak langka namun harganya mencapai Rp10.500 hingga Rp10.700 per kilogram," kata dia.

Saat ini Disperindag Jawa Barat masih menunggu arahan dan kebijakan teknis dari Kemendag dan Kementan terkait solusi pasokan dan kedelai.

Selain itu pihaknya juga memastikan informasi dari Gakoptindo, tidak ada perintah agar produsen tempe dan tahu melakukan mogok produksi.

Baca Juga:Viral di Instagram & Tiktok, Jualan Tahu Walik Kekinian Laris Manis, Intip Yuk Resepnya!

"Dan mungkin ada yang mogok tapi tidak semuanya, pemerintah tidak tinggal diam kok," ujarnya.

Ia mengatakan salah satu solusi dari Gakoptindo agar produsen menaikkan harga jual maksimal 30 persen.

"Jika harga tahu tempe naik 30 persen, itu tidak akan jadi masalah. Secara organisasi Gakoptindo tidak menyarankan libur produksi, kalau dia mogok implikasinya malah akan lebih banyak,” kata Eem.

Pilihan menaikkan harga produksi, lanjut dia, bisa menjadi solusi jangka pendek ketimbang produsen tahu-tempe mogok produksi. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini