Segini Gaji Debt Collector Pinjol yang Sering Teror dan Ancam Warga

"Cara nagihnya dengan WhatsApp dan menelepon," kata debt collector pinjol yang tertangkap.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 15 Oktober 2021 | 17:00 WIB
Segini Gaji Debt Collector Pinjol yang Sering Teror dan Ancam Warga
Pekerja pinjol ilegal yang ditangkap di Yogyakarta tiba di markas Polda jabar, Kota Bandung pada jumat (15/10/2021) siang. [Suara.com/Cesar Yudistira]

SuaraJabar.id - Sebanyak 89 orang yang diamankan dari sebuah tempat di Yogyakarta dalam kasus pinjaman online atau pinjol ilegal tiba di markas Polda Jabar, Jumat (15/10/2021).

Dari puluhan orang yang diamankan, beberapa orang bertugas sebagai debt collector atau penagih utang bagi pengguna aplikasi pinjol yang memiliki permasalahan pembayaran.

Wartawan sempat mewawancarai dua orang dari puluhan yang diamankan. Keduanya mengaku bekerja dalam aplikasi pinjol itu sebagai debt collector.

"Saya digaji 2,1 juta perbulannya," kata seorang pria yang mengaku sebagai debt collector.

Baca Juga:Polda DIY Sebut Belum Ada Laporan Terkait Korban Pinjol di Jogja

Rekannya sesama debt collector menyebut, jika tugasnya, melakukan penagihan terhadap nasabah, yang gagal bayar, dengan cara menghubungi via ponsel.

"Cara nagihnya dengan WhatsApp dan menelepon," kata debt collector lainnya.

Sebelumnya diberitakan, Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar, memboyong puluhan orang yang diamankan terkait dengan pinjaman online atau pinjol ilegal, yang Kamis (14/10/2021) diamankan di wilayah Yogyakarta ke Gedung Ditreskrimsus Polda Jabar di Bandung.

Mereka didatangkan ke Bandung menggunakan empat kendaraan besar, sejak semalam diamankan. Mereka tiba di Mapolda jabar pada Jumat (15/10/2021) siang.

"Jumlah yang diamankan, total 89 orang. Semuanya dalam status terperiksa," kata Wadirkrimsus Polda Jabar AKBP Pol Roland Rolandy, saat ditemui di Gedung Ditreskrimsus, dengan didampingi Kasubdit V siber Ditreskrimsus Polda Jabar AKBP Arief Prasetya.

Baca Juga:Detik-detik Polda DIY dan Jabar Gerebek Kantor Pinjol Ilegal di Sleman

Dalam kasus ini, Roland mengatakan mereka yang diperiksa terlibat dalam pinjol ilegal. Kebanyakan dari mereka bertugas sebagai debt collector atau penagih utang.

"Hasil dari device kita dapatkan ancaman-ancaman ke beberapa nasabah. Sampai dengan ada korban masuk rumah sakit," katanya.

Sejauh ini, ada empat orang yang terlibat langsung dalam artian menjalankan bisnis Pinjol ilegal tersebut. Sementara yang lainnya, masih dalam status sebagai saksi.

Disinggung siapa pimpinan atau pemilik langsung aplikasi pinjol ilegal tersebut, Roland menyebut pihaknya masih mendalami hal tersebut.

"Owner belum tahu, apakah ada di situ atau tidak. Kita masih periksa semuanya," terang dia.

Roland mengatakan, saat timnya lakukan penggerebekan, seluruh orang yang diamankan itu tengah bekerja melakukan penagihan dan pemasaran aplikasi Pinjol ilegal.

Dalam kasus ini, polisi terapkan Pasal 48 Jo Pasal 32 ayat (2) dan/atau Pasal 45 Jo Pasal 29 UU ITE No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU ITE No. 11 Tahun 2008 dan/atau Pasal 62 ayat (1) jo. Pasal 8 ayat (1) huruf f Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

"Ancaman pidananya, empat sampai dengan 12 tahun penjara," terang dia.

Roland mengatakan, sejauh ini, baru ada satu orang yang menjadi korban Pinjol ilegal tersebut. Ia menghimbau, masyarakat agar melaporkan jika merasa menjadi korban Pinjol ilegal.

Pantauan wartawan, mereka yang diamankan ada perempuan dan laki-laki. Mereka membawa PC dan laptop, sebagai barang bukti dalam kasus Pinjol ilegal ini.

Hasil pemeriksaan sementara, adapun Pinjol ilegal yang dioperasikan oleh 83 itu, di antaranya :

- WALLIN
- TUNAI CPT
- DANATERCEPAT
- PNJAM UANG
- KANTONG UANG
- SUMBER DANA
- WADAH PINJAMAN
- SAKU88
- PAHLAWAN PINJAMAN
- PINJAMAN TEMAN
- KREDIT KITA
- BOS DUIT
- MONEY GAIN
- DOKUKU
- DAILY KREDIT
- TARIK TUNAI
- UANG INSTAN
- TUNAI GESIT
- KAPTEN PINJAM
- DANA HARAPAN
- DUIT LANGIT
- COINZONE
- SAKU UANG
- ONEHOPE (terdaftar di OJK).

Kontributor : Cesar Yudistira

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini