SuaraJabar.id - Apa perbedaan Omicron dan Delta? Dua varian COVID-19 baru ini lagi menjadi pembicaraan. Terbaru, Omicron masuk Indonesia. Hanya saja sebenarnya belum banyak informasi yang bisa disampaikan terkait varian Omicron.
Sehingga perbedaan varian Omicron dan Delta belum begitu jelas. Hanya saja banyak negara telah sangat berhati-hati dengan varian baru virus corona ini.
Bukti awal menunjukkan varian Omicron berpotensi lebih menular meskipun tidak separah pendahulunya, varian Delta. Bahkan menularkan lebih besar 70 kali.
Dialihbahasakan dari huffpost.com, para ahli epidemiologi memiliki beberapa prediksi awal tentang perbedaan Omicron dan Delta.
Baca Juga:Omicron Sudah Masuk Indonesia, Kurangi Acara Kumpul-kumpul
1. Infeksi varian Omicron dapat mengalahkan Delta
Beberapa ahli epidemiologi di seluruh dunia yakin varian baru covid-19 ini dapat mengalahkan Delta. Hal ini juga diungkapkan oleh Andrew Noymer, ahli epidemiologi Universitas California, Irvine.
"Omicron akan menggantikan delta sebagai varian dominan, seperti halnya delta menggantikan alpha. Saya pikir itu hampir pasti," ujar Andrew.
Pada poin ke 2 dan 3 inilah perbedaan varian Omicron dan Delta yang menyebabkannya ditakuti banyak orang.
Bahkan ditulis di huffpost.com, studi laboratorium baru lainnya menemukan bahwa omicron dapat mereplikasi sekitar 70 kali lebih cepat daripada varian delta. Tetapi itu tidak seperti delta, omicron melakukannya di bronkus - saluran udara yang mengarah ke paru-paru - daripada di paru-paru itu sendiri.
Baca Juga:Bicara soal Karantina dan Lolosnya Omicron, Prof Zubairi: Percuma Kalau Ada Cawe-Cawe
2. Omicron lebih banyak mutasi daripada Delta
Dalam kasus varian Omicron, protein spike yang ada dapat menciptakan 32 mutasi. Sehingga membuat lebih sulit bagi sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan mencegah virus tersebut.
Kepala Ahli Virus di Texas A&M University’s Global Health Research Complex, Benjamin Neuman mengatakan, "protein spike omicron masih 97% identik dengan vaksin, tapi perubahannya terjadi sedemikian rupa sehingga membuat sistem kekebalan lebih sulit untuk melawannya."
3. Omicron membuat kemanjuran vaksin menjadi menurun
Sebuah laporan dari perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Afrika Selatan menyatakan bahwa varian Omicron membuat kemanjuran vaksin menjadi turun. Dalam laporan itu disebutkan bahwa, dua dosis vaksin Pfizer efikasinya turun menjadi 93% jika terjangkit varian delta dan menjadi 70 persen jika pasien terkena omicron.
Laporan itu dibuat setelah mengamati 78.000 pasien penderita omicron. Hal ini bisa lebih buruk jika tingkat antibodi pasien sangat rendah.
4. Gejala Omicron lebih ringan daripada varian delta
Meskipun kasus omicron berkembang pesat, laporan tentang tingkat rawat inap menunjukkan infeksi omicron lebih ringan daripada infeksi delta. Setelah disesuaikan dengan status vaksinasi, data menunjukkan rawat inap COVID di Afrika Selatan 29% lebih rendah dibandingkan pada pertengahan 2020.
Orang dengan infeksi omicron ringan juga cenderung pulih lebih cepat, seringkali pulih dalam tiga hari. Meskipun begitu kita di Indonesia tentu tidak boleh mengabaikan protokol.
5. Infeksi ulang dan infeksi terobosan pada Omicron lebih umum terjadi
Berkaca dari varian Omicron yang meledak di Afrika Selatan, kasus yang terdata menunjukkan lebih banyak infeksi ulang dan infeksi terobosan. Dugaan awal menyebutkan bahwa omicron dua kali lebih menular daripada delta.
Sementara kasus Omicron di Inggris justru memperlihatkan data yang lebih mengkhawatirkan. Bahwa, ada peningkatan infeksi ulang 3-8 kali lipat varian omicron dibandingkan dengan varian lain seperti delta dan beta.
Itu dia perbedaan Omicron dan Delta. Semoga Anda