Rencana Pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan Ancam Habitat Macan Tutul dan Timbulkan Masalah Sosial

"Jalan Tol yang dipilih mengindikasikan kepentingan Investor,"

Galih Prasetyo
Selasa, 19 April 2022 | 18:54 WIB
Rencana Pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan Ancam Habitat Macan Tutul dan Timbulkan Masalah Sosial
Macan Tutul Jawa [Foto: Timesindonesia]

SuaraJabar.id - Rencana pembangunan Jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan di Kabupaten Bandung mendapat penolakan dari kalangan aktivis lingkungan. Proyek infrastruktur itu dinilai berpotensi menimbulkan masalah sosial hingga ekologis.

Pegiat lingkungan dan pelestari alam asal Bandung yang bersuara di antaranya adalah Dedi Kurniawan.

Pria yang juga aktif sebagai Ketua Badan Pembina Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (BP FK3I) Jabar sekaligus Ketua Dewan Daerah Walhi Jabar itu berpendapat bahwa pembangunan jalan tol bukan solusi tepat untuk masalah kemacetan maupun distribusi hasil pangan.

Terlebih diindikasikan bakal memicu penggusuran lahan masyarakat, gangguan tumbuhan dan satwa di kawasan Perhutani, serta mengurangi luasan perkebunan yang akan mengganggu ekologi dan akses kelola lahan masyarakat.

Baca Juga:Hanya akan Digunakan oleh Orang yang Memiliki Uang, Pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan Dinilai Belum Urgen

"Jalan Tol yang dipilih mengindikasikan kepentingan Investor. Dengan Tegas kami meminta kepada Gubernur Jawa Barat melakukan pembatalan rencana pembangunan Jalan Tol Jabar Selatan dan Pemkab Bandung khususnya membatalkan niat dan rencana Pembangunan Jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan," kepada Suara.com melalui pesan singkat, Selasa (19/4/2022).

Lebih lanjut, proyek infrastuktur itu disebut dapat mengancam habitat Macan Tutul hingga Surili. Menurut Dedi, kawasan hutan lindung yang berpotensi terdampak merupakan jalur lintasan dua satwa kunci tersebut.

Daripada tergesa membangun jalan baru yang hanya bisa dinikmati kalangan tertentu, pemerintah diharapkan fokus membenahi atau memaksimalkan jalan-jalan arteri yang kini sudah tersedia.

Dedi menegaskan, pihaknya bakal mendiskusikan wacana penolakan tersebut secara lebih masif dan komprehensif, dengan keterlibatan kalangan pegiat lingkungan lainnya secara lebih luas. Tak menutup kemungkinan akan diiringi aksi-aksi penolakan di kemudian hari.

"Dengan tegas kami menolak rencana pembangunan Jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan. Jalan Tol yang dipilih mengindikasikan kepentingan Investor dan pendapatan daerah mengatasnamakan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Sempat diberitakan, rencana pembangunan jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan diluncurkan secara resmi pada 18 April 2022. Peluncuran itu juga dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-381 Kabupaten Bandung.

Baca Juga:Berpotensi Ancam Lingkungan, Bupati Bandung Diminta Batalkan Rencana Pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan

Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII untuk mempersiapkan proyek pembangunan Jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan yang berpotensi menggunakan lahan perkebunan di Kabupaten Bandung.

"Sudah ada kesepahaman antara Pemkab Bandung dengan PTPN VIII dan Perhutani. Kita akan merencanakan pembangunan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan," kata Dadang di Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/4/2022) dikuti dari Antara.

Nantinya, kata Dadang, bakal ada penandatanganan kesepahaman antara Pemkab Bandung, PTPN VIII, dan juga Perhutani, terkait dengan pemanfaatan lahan atau area milik PTPN VIII dan Perhutani yang akan dilintasi dalam proyek pembangunan tol.

"Nah untuk itu, dengan adanya kesepahaman dan sinergi dalam program ini, akan mempermudah proses selanjutnya," katanya.

Dadang berharap program pembangunan tol tersebut bisa berjalan mulus dan menyelesaikan masalah terutama kemacetan, selain itu untuk pengembangan pariwisata dan para pelaku UMKM yang ada di wilayah Bandung Selatan.

Kontributor : M Dikdik RA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini