SuaraJabar.id - Invasii militer Israel ke wilayah Gaza, Palestina makin membara. Bahkan meluas dengan melibatkan negara Arab khusunya tetangga Palestina.
Salah satunya adalah negara Mesir. Negeri piramid ini memang berbatasan langsung dengan jalur Gaza. Mesir adalah pintu masuk ke Palestina.
Mahasiwa Universitas Al Azhar Kairo yang berasal dari Ciamis, Ridwan Fauzi menceritakan kondisi terkini perang Palestina dan sikap warga Mesir terhadap Israel yang membabi buta.
Ridwan Fauzi yang sudah 4,5 tahun menimba ilmu di Mesir menceritakan, kondisi terkini makin memanas. Demo anti Israel nyaris tiap pekan digelar warga Mesir.
Baca Juga:Tiga WNI Tidak Ikut Evakuasi dan Bertahan di Gaza Demi Tugas Kemanusiaan
Ridwan yang tinggal di Old Cairo (Kairo lama) tepatnya di daerah Darrosah, berdampingan dengan masjid Al Azhar ini mengatakan, doa untuk bangsa Palestina menggema saban bakda sholat fardu.
"Sebenarnya dampak perang Palestina dan Israel bagi mahawiswa Al-Azhar tidak menganggu, karena memang secara geografis letak Ibu Kota Mesir itu jauh dari perbatasan Israel,"
"Tapi bagi warga Mesir di Sinai suara dentuman mortir dan bom terdengar, bahkan belakangan ini bom Israel nyasar ke wilayah Mesir tepatnya di bagian utara Mesir, merupakan daerah pegunungan," kata mahasiwa yang juga Alumni Ponpes Sukahideng Tasikmalaya ini melalui jaringan seluler kepada SuaraJabar.id, Kamis (02/11/2023).
Warga Mesir juga mendesak agar pemerintah segera mengambil sikap kepada Israel. Belakangan militer Mesir dikabarkan menggelar unjuk kekuatan militer.
Namun sebelumnya pemerintah Mesir melalui At-Tahaluf Al-Wathani lil Amal Al-Ahli At-Tanmiwi (Lembaga Kemanusiaan) Mesir sudah mengirimkan 100 konvoi medis untuk membantu masyarakat Palestina.
Baca Juga:Cerita Relawan Indonesia di Gaza: Dentuman Bom Setiap Hari hingga Berlindung di Bawah Tanah
"Bantuan yang dikirim Mesir ini memang sudah menjadi project rutinan. Karena sebelumnya waktu terjadi eskalasi perang muncul di Gaza, Mesir dan Al Azhar rutin mengirimkan bantuan berupa pangan dan obat-obatan," tambahnya.
Sedangkan untuk bantuan evakuasi, lanjut Ridwan karena merupakan wilayah perbatasan Mesir dan Israel untuk konflik sebelumnya di buka untuk warga Gaza itu bisa masuk ke Palestina tanpa syarat apapun karna bisa dilakukan lewat jalur darat.
Universitas Al-Azhar Kairo Mesir sendiri menamakan wisudawan tahun 2023 dengan 'Gaza'. Ini sebagai bentuk kepedulian Al Azhar terhadap Gaza
Nama itu disematkan langsung oleh Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad At-Thoyyib sebagai bentuk dukungan nyata Al-Azhar kepada perjuangan rakyat Gaza di Palestina.
"Kepedulian warga Mesir sangat tingi, bahkan menyerukan agar warga Palestina yang berada di wilayah Israel untuk melarikan diri melalui Perlintasan Rafah, penghubung wilayah Gaza dengan Mesir," tandasnya.
Mengenai kondisi mahasiswa Indonesia, Ridwan menjelaskan sejauh ini para mahasiswa Indonesia dan berbagai negara tidak terlibat langsung melakukan protes ke Israel. Apalagi Kedubes RI di Mesir mengimbau agar mahasiswa fokus belajar.