SuaraJabar.id - Paguyuban Pedagang Mi Ayam dan Bakso (Papmiso) Indonesia meminta perlindungan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi.
Hal ini menyusul adanya tindakan arogansi yang dilakukan Satuan Pengamanan (Satpam) Kota Harapan Indah yang dinaungi Pengembang Hasanah Damai Putra (HDP).
Di mana, salah satu pedagang Bakso bernama Soleh mendapat perlakuan tak mengenakan saat oknum satpam HDP hendak menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) di wilayah Kota Harapan Indah, beberapa waktu lalu.
Gerobak bakso milik Soleh ditabrak Satpam menggunakan sepeda motor trail sampai berantakan. Kasus itu sempat viral di media sosial, namum akhirnya Soleh dan Satpam bersepakat damai setelah dimediasi oleh pihak kepolisian.
Baca Juga:Pengebom Polrestabes Medan Sempat Jualan Bakso Sebelum jadi Driver Ojol
Namun dari kejadian itu membuat Soleh dan rekannya urung berjualan di Kota Bekasi. Soleh memilih untuk pulang ke kampung halamannya. Sedangkan Sukri urung berjualan.
"Karena ada larangan itu membuat kami terancam. Kami cuma minta jangan larang kami berjualan keliling di Negeri ini," ujar Ketua Paguyuban Pedagang Mi Ayam dan Bakso (Papmiso) Indonesia, Yanto SBY, Jumat (15/11/2019) di Gedung DPRD Kota Bekasi.
Tindakan kekerasan yang dialami Soleh merupakan upaya intimidasi terhadap pedagang kecil yang dianggap bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
"Imbas dari tindakan kekerasan tersebut, Mas Soleh pulang kampung ke Jawa karena ketakutan. Sementara Mas Sukri yang biasa keliling bareng Soleh dilarang keliling dan melintas di jalan kawasan perumahan itu," ungkap dia.
Yanto menegaskan, para pedagang dalam paguyubannya itu hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Baca Juga:Viral Video Satpam Tabrak Gerobak Bakso Berakhir, Polisi: Saling Minta Maaf
"Jika kami dilarang berjualan bagaimana dengan nasib keluarga, siapa yang mau bertanggungjawab?" tanyanya.
- 1
- 2