Misteri Hawa Panas Tiap Malam Jumat di Terowongan Sasaksaat

Tiap 17 Agustus, dilaksanakan tradisi sembelih ayam dan kambing di terowongan terpanjang di Indonesia itu. Jika telat atau tidak dilakukan, peristiwa mistis kerap terjadi.

Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 02 April 2021 | 17:45 WIB
Misteri Hawa Panas Tiap Malam Jumat di Terowongan Sasaksaat
Terowongan aktif terpanjang di Indonesia, yakni Terowongan Sasaksaat di Kabupaten Bandung Barat. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Terowongan Sasaksaat mulai dibangun tahun 1902 oleh Staatsspoorwegen (SS), yang merupakan perusahaan kereta api negara. Terowongan dengan tinggi 4,31 meter dan lebar 3,92 meter itu dibangun siang malam.

Pekerjanya berasal dari warga pribumi, China dan Eropa. Orang Pribumi dan Cina kebanyakan bekerja sebagai kuli sedangkan orang Eropa sebagai kepala cabang, mandor pekerja, pemborong dan teknisi.

Adapun teknis pembangunan terowongan ini dengan cara melakukan penggalian di bagian sisi arah utara dan selatan yang dilakukan secara bersamaan menggunakan peralatan alakadarnya seperti balincong dan linggis.

Terowongan dengan nomor Bangunan Hikmat (BH) 503 itu dibangun dengan presisi yang tinggi, karena tingkat kesulitan tanah perbukitan di daerah tersebut. Paling tidak ada hitungan kemiringan dan kelokan 16-25 derajat.

Baca Juga:Wisata Lembang Berharap Berkah dari Tradisi Munggahan Jelang Ramadan

Bagian tengah jalur rel pun dibuat agak menanjak dengan tujuan supaya air tanah dari perbukitan di atas terowongan bisa mengalir dan tidak merembes ke bantalan rel. Lantaran bisa menyebabkan besi dan kayu rel mengembang. Kemudian pada bagian atas dilapisi dengan penyemanan setebal 0,85 meter untuk mencegah rembesan.

Di dalam terowongan, pemborong khusus dari Eropa membuat sleko atau tempat berlindung bagi pekerja saat mengecek terowongan. Total terdapat 35 sleko di dalam Terowongan Sasaksaat, terdiri dari 17 sleko di sisi kiri dan 18 sleko di sisi kanan terowongan.

Setelah selesai dibuat, awalnya terowongan tertua itu digunakan sebagai sarana penumpang serta pengangkutan komoditas ekspor seperti kopi, teh, beras serta pengangkutan hasil pertanian sehari-hari masyarakat di Wilayah Bandung.

Lalu kini terowongan yang berada di bawah Daerah Operasi II Bandung dilewati oleh kereta api jarak jauh seperti Argo Parahyangan, Harina, Ciremai, Serayu, kereta api lokal Cibatu-Purwakarta dan kereta angkutan barang. Begitupun Jakarta-Banjar.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Baca Juga:Korupsi Bansos, Bupati Bandung Barat Aa Umbara dan Anaknya Raup Rp 3,7 M

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini