SuaraJabar.id - Situasi pandemi COVID 19 yang terjadi lebih dari satu tahun ini juga berimbas pada Tukang Rampe. Sejumlah penjual kembang di Tempat Pemakaman Umum atau TPU Sirnalaya, Sawahgede, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat misalnya yang merana.
Peziarah sepi mengakibatkan pendapatan menurun. Seorang Tukang Rampe, mengisahkan akibat pendapatan yang menurun tersebut, rumahnya terancam disita bank.
Pada lebaran hari raya Idul Fitri 1442 Hijriyah atau 2021 ini, juga bulan puasa atau Ramadhan biasanya dijadikan moment mendulang pendapatan dibandingkan hari-hari biasa.
Seperti tahun lalu, tahun ini juga tidak berbeda. Meski Kabupaten Cianjur ditetapkan sebagai zona oranye dengan berbagai larangan dan himbauan sesuai dengan intruksi pemerintah pusat.
Baca Juga:TPU Karet Bivak Ditutup, Peziarah: Nyekar Dilarang, Padahal Mau Kirim Doa
Imas (51) pedagang kembang rampe di TPU Sirnalaya mengungkapkan, pandemi Covid 19 begitu terasa secara ekonomi, terutama memenuhi kebutuhan ekonomi.
“Terasa pisan kang, sejak adanya Covid 19 sangat jarang peziarah, padahal hasil dari penjualan rampe ini andalan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga,” kata Imas pada Ayobandung.com - jaringan Suara.com, Jumat, 14 Mei 2021.
Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dari penjualan kembang rampe ini disisihkan guna membayar cicilan ke salah satu bank pemerintah yang sudah menunggak beberapa bulan.
Imas berharap setahun sepinya peziarah bisa tergantikan di bulan puasa dan lebaran tahun ini agar bisa membayar tunggakan kredit bank, supaya rumahnya tidak disita pihak bank.
Baca Juga:Beda dengan Jakarta, Pemkab Tangerang Batasi Peziarah Kubur saat Lebaran