SuaraJabar.id - Ratusan pasangan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ngotot menikah muda meskipun usianya belum genap memenuhi persyaratan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan.
Dalam undang-undang tersebut syarat usia pernikahan adalah 19 tahun baik pria maupun wanita.
Namun dalam aturan itu juga memuat seputar hal dispensasi bagi warga yang ingin menikah namun secara usia belum memenuhi syarat.
Wakil Ketua Pengadilan Agama Ngamprah Ahmad Saprudin mengatakan, sejak diberlakukannya undang-undang terbaru ini, banyak pasangan di Bandung Barat yang mengajukan dispensasi pernikahan.
Baca Juga:7 Potret Cincin Nikah Lesti Kejora dan Rizky Billar, Berlian yang Dipakai Bermakna Khusus
Untuk tahun 2021 ini saja kata dia, sudah ada sekitar 190 pasangan.
"Permohonan dispensasi kawin sudah ada sekitar 190. Trennya meningkat sejak ada perubahan undang-undang," ungkap Ahmad saat dihubungi Suara.com, Sabtu (21/8/2021).
Dirinya menjelaskan, dispensasi merupakan pemberian hak kepada seseorang untuk menikah meskipun usianya belum mencapai batas minimal 19 tahun.
Jika ternyata keadaan menghendaki, perkawinan dapat dilangsungkan meskipun salah satu dari pasangan atau keduanya belum mencapai usia dimaksud.
Ahmad mengungkapkan, kebanyakan papasangan yang mengajukan dispenasi perkawinan dikarenakan orang tua memiliki kekhawatiran terhadap hubungan yang dijalani anak-anaknya.
Baca Juga:Petani di Bandung Barat Malah Bersedih saat Panen Raya, Ini Penyebabnya
Sehingga jalan yang dipilih adalah pernikahan meski usianya belum memenuhi syarat.
Usianya pun dominan baru lulusan SMA sederajat dan kebanyakan berada di wilayah pinggiran Bandung Barat.
"Lebih banyak sudah menjalin hubungan dekat, kekhawatiran orang tua. Usianya rata-rata lulusan SMA," ungkap Ahmad.
Ia melanjutnya, dispensasi perkawinan sendiri akan diberikan Pengadilan Agama setelah melalui serangkaian tahapan.
Dari mulai pendaftaran hingga persidangan. Dalam persidangan, semua pihak yang terlibat dimintai keterangan.
Dari mulai calon mempelai, orang tua hingga para saksi sebab pemberian dispensasi tak sembarangan dikabulkan. Harus berdasarkan alasan yang kuat dan mendesak.
Pihaknya tak ingin ada pasangan yang terpaksa menikah secara paksa seperti zaman Siti Nurbaya.
Jika dikabulkan dalam persidangan, maka akan diberikan salinan penetapan yang menjadi syarat untuk dibawa ke Kantor Urusan Agama (KUA).
"Jangan sampai ada paksaan seperti zaman Sigi Nurbaya. Makannya kita mintai keterangan semua pihak. Termasuk kesiapan mental dan kesehatannya juga jadi pertimbangan," pungkas Ahmad.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki