- Jalan Cihampelas saat ini dulunya bernama Lembangweg, sementara nama Cihampelas merujuk jalan kecil.
- Pada awal abad ke-20, kawasan Cihampelas masih berupa sawah, kebun, dan sarang harimau (maung).
- Nama Cihampelas berasal dari nama kampung dan pohon Hampelas, pohon berdaun kasar seperti ampelas.
SuaraJabar.id - Jalan Cihampelas kini dikenal sebagai salah satu pusat keramaian dan destinasi belanja ikonik di Kota Bandung.
Namun, siapa sangka jalan yang membentang lurus dari utara ke selatan ini menyimpan sejarah panjang yang jauh berbeda dari citranya sekarang.
Menurut sejarawan Hamzah Yudi, penelusuran melalui peta Bandung kuno mengungkap fakta mengejutkan.
Nama asli jalan yang kita kenal sebagai Cihampelas ternyata bukanlah Cihampelas.
Baca Juga:Ancaman Nyata dari Utara ke Selatan: Tanda Alam Muncul, Warga Cianjur Diminta Segera Lakukan Ini
"Pandangan tertuju pada lembaran peta Bandung tahun 1928. Tak sengaja melihat seruas jalan membentang lurus dari utara ke selatan. Jalan itu berada di tepi sebelah barat sungai Cikapundung. Jika melihat rupa bumi saat ini, jalan itu adalah Jalan Cihampelas, tapi nama yang tertera di peta itu adalah Lembangweg," ungkap Hamzah Yudi dikutip dari ANTARA pada Jumat (10/10/2025).
Lalu, di mana letak Jalan Tjihampelas (Cihampelas) yang asli? Peta yang sama menunjukkan bahwa Tjihampelas adalah nama sebuah jalan kecil yang kini menjadi Jalan Taman Hewan, menghubungkan Lembangweg dengan Huygensweg (sekarang Jalan Tamansari).
Nama ini merujuk pada sebuah kampung dan kolam renang legendaris, Zwembad Tjihampelas, yang sudah ada sejak awal abad ke-20.
Bentang Alam Liar dan Kisah Macan Masuk Kota
Jika menilik peta yang lebih lawas dari tahun 1910, wajah kawasan Bandung Utara sangatlah berbeda.
Baca Juga:Sensasi Eropa di Lembang hingga Surga Prasmanan Sunda! Ini 4 Magnet Baru Bandung yang Wajib Dicoba
Jalan Cihampelas yang kita kenal masih berupa jalan setapak di tengah hamparan sawah dan perkebunan.
Rupa bumi menunjukkan bahwa area sekitar Kampung Cihampelas merupakan lahan basah di lembah sungai.
Bahkan, konon di salah satu area tersebut pernah terdapat sebuah goa yang dihuni seekor harimau (maung). Tempat itu kemudian dikenal sebagai Kampung Cimaung.
Kisah liarnya kawasan ini bukan sekadar legenda. Sebuah peristiwa menggemparkan terjadi pada 5 September 1930.
"Di rumah keluarga J. W. Ferman, di Tasmanstraat 27 (sekarang Jalan Cilaki, ruas jalan antara Jl. Lapangan Supratman dengan Jalan Ciliwung), Bandung, di mana seekor macan kumbang sepanjang lebih kurang 1,6 meter ditemukan di kamar mandi," papar Hamzah.
Peristiwa ini menjadi bukti bahwa satwa liar masih berkeliaran di dekat pusat kota pada masa itu.