Adapun 24 orang lainnya yang tidak dirawat di rumah sakit telah diberikan obat sesuai gejala oleh dokter jaga Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Bina Insani.
"Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium diperkirakan akan keluar dalam beberapa hari ke depan," ucapnya.
Saat ini, lanjut Retno, pemantauan juga dilakukan terhadap proses pengolahan makanan di dapur penyedia untuk memastikan keamanan pangan.
Dapur yang sama diketahui menyediakan 2.977 porsi makanan yang didistribusikan ke 13 sekolah.
Baca Juga:Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka, 342 Siswa SMP Bandung Keracunan
"Hingga pukul 17.00 WIB pada tanggal 7 Mei 2025, belum ditemukan laporan adanya kasus dari sekolah lain," terangnya.
Sesuai arahan Wali Kota Bogor, Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memantau 12 sekolah lainnya apabila terdapat kasus tambahan dan memastikan semua kasus ditangani dengan baik.
Dinas Kesehatan juga terus berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan pendataan tambahan terhadap kemungkinan pasien baru.
"Seluruh rumah sakit di wilayah Kota Bogor juga telah dikoordinasikan untuk bersiap menerima pasien tambahan jika ada kasus baru yang muncul," jelasnya.
Selanjutnya, Dinas Kesehatan akan terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, pihak sekolah, dan instansi terkait lainnya untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Baca Juga:Misteri Keracunan Massal Cianjur, Ada Jejak Bakteri di Kotak Makan MBG
Secara umum, Dinas Kesehatan juga mengimbau kepada masyarakat agar dalam mengonsumsi makanan perlu memperhatikan proses mulai dari penyiapan hingga penyajian makanan.