Pemuda Ini Sempat Pulang ke Garut untuk Temui Ibunya Sebelum Lakukan Aksi Bom Bunuh Diri

"Saat itu umur Mohammad Toha baru 19 tahun. Jadi dua hari sebelum itu, dia pulang dulu ke Garut minta restu ibunya," ujar ejarawan Nina Lubis.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 17 Agustus 2021 | 16:35 WIB
Pemuda Ini Sempat Pulang ke Garut untuk Temui Ibunya Sebelum Lakukan Aksi Bom Bunuh Diri
ilustrasi Perang Kemerdekaan di Bandung. [Suara.com/Iqbal]

SuaraJabar.id - Laman data Pahlawan Nasional Direktorat K2KRS Kementerian Sosial setidaknya memuat 9 Pahlawan Nasional yang berasal dari Jawa Barat.

Mereka adalah DR. Kusumaatmadja, SH, Raden Dewi Sartika, Laks.Laut R.E. Martadinata, KH. Zainal Mustofa, R. Otto Iskandardinata, Maskoen Soemadiredja, Gatot Mangkupradja, Kiai Haji Noer Ali dan K.H. Abdul Halim.

Para Pahlawan Nasional asal Jawa Barat tersebut dikenal memiliki jasa yang sangat besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan mempertahankannya.

Namun dari data pahlawan Nasional di laman Kemensos itu, tak ditemukan nama dua pemuda yang namanya sangat lekat dengan peristiwa Bandung lautan Api, yakni Mohammad Toha dan Mohammad Ramdan.

Baca Juga:Minta Sultan Turunan Belanda Diganti, Dzuriah Sunan Gunung Jati Segel Gerbang Keraton

Dua pemuda itu dengan gagah berani mengorbanan nyawa mereka untuk meledakkan gudang amunisi milik tentara sekutu di Dayeuhkolot, Bandung.

Saksi bisu sisa ledakkan gudang amunisi tentara sekutu yang terjadi saat perang antara pejuang Republik Indonesia dengan tentara sekutu pada 10 Juli 1946 itu kini masih bisa dilihat di Dayeuhkolot.

Ledakan 1.100 ton mesiu yang terjadi di siang bolong itu membuat sebuah lubang besar di tanah. Kini lokasi bekas ledakan itu menjadi kolam besar di mana terdapat monumen Mohammad Toha di atasnya.

Sejarawan Prof Dr Nina Herlina Lubis dalam channel Youtube Melawan Lupa Metro TV mengatakan, Muhammad Toha merupakan bagian dari Barisan Banteng Republik Indonesia dan dikenal sebagai pemuda yang sangat militan.

"Dia itu merencanakan akan men-dinamit gudang amunisi itu. Tentu saja komandannya melarang, nama komandannya Pak Omon Abdulrahman," kata Nina Lubis dikutip Senin (16/8/2021).

Baca Juga:8 Pemanjat Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa di Tebing Gunung Hawu

Namun kata Nina, Mohammad Toha tak peduli. ia tetap akan menghancurkan gudang amunisi tentara sekutu apapun risikonya.

Pada 10 Juli 1946, Mohammad Toha dan Mohammad Ramdan pun berhasil menyusup ke gudang mesiu yang diduduki tentara NICA atau Belanda dan meledakannya.

"Saat itu umur Mohammad Toha baru 19 tahun. Jadi dua hari sebelum itu, dia pulang dulu ke Garut minta restu ibunya," ujar Nina.

Mohammad Toha dan Mohammad Ramdan memang belum masuk daftar Pahlawan Nasional. Namun keberanian dan militansi dua pemuda itu bakal terus dikenang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini